Asuhan Keperawatan Pre-eklamsia dan eklamsia VERSI 3 ABDUL GOFUR
KEPERAWATAN MATERNITAS
( PREEKLAMPSIA & EKLAMPSIA )
PENGERTIAN
Preeklampsia adalah
sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang
terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan
tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya
biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Rustam Muctar,
1998).
Eklampsia merupakan
kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh
dan koma. ( sarwono prawirohardjo, 2009 )
Preeklamsi dan eklamsi
merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa
nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan edema yang
kadang-kadang disertai konvuisi sampai koma. (sinopsis obstetri jilid 1, 1998)
ETIOLOGI
Penyebab eklampsi dan
pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat
menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre eklampsi yaitu :
1.
Sebab bertambahnya
frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola
hidatidosa.
2.
Sebab bertambahnya
frekuensi yang makin tuanya kehamilan
3.
Sebab dapat terjadinya
perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
4.
Sebab jarangnya terjadi
eklampsi pada kehamilan – kehamilan berikutnya
5.
Sebab timbulnya
hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma
PREVALENSI
Preeklamsia berkembang di sekitar 7% dari kehamilan. Insiden secara signifikan
lebih tinggi pada kelompok sosial ekonomi rendah. Sekitar 5% dari perempuan dengan
preeklamsia mengembangkan eklampsia, ini, sekitar 15% meninggal dari PIH
sendiri atau komplikasinya. kematian janin tinggi karena peningkatan insiden
persalinan prematur dan insufisiensi uteroplasenter.
Angka kejadian eklampsia
bervariasi di berbagai negara. Semakin maju suatu negara, tambah tinggi
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya antenatal care, tambah rendah angka
terjadinya eklampsianya.
1.
Frekuensi di
negara-negara maju
0,05 – 0,1 %
2.
Frekuensi di
negara-negara berkembang 0,3 – 0,7 %
PENATALAKSANAAN MEDIS
PREEKLAMPSIA RINGAN :
Penderita rawat
jalan/rawat inap à Istirahat di tempat tidur 2 jam siang hari dan >
8 jam malam hari, diet rendah garam, dan berikan obat-obatan seperti valium
tablet 5mg dosis 3xsehari / fenobarbital tablet 30mg 3xsehari.
Rawat inap à monitor keadaan janin : kadar estriol urin, lakukan
amnioskopi, dan ultrasografi.
PREEKLAMPSIA BERAT
Berikan MgSO4 2
g IV dalam 10 menit selanjutnya 2 g/jam dalam drip infus sampai tekanan darah
stabil ( 140-150/90-100 mmHg )
Berikan nifedipin 3-4 x
10mg oral.
Periksa tekanan darah,
nadi dan pernafasan tiap jam.
Pasang kateter dan
kantong urine.
Dilakukan USG dan
kardiotokografi (KTG)
EKLAMPSIA
1. Pengobatan Medisinal
Sama seperti pengobatan
pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi maka dapat diberikan
MgSO4 2 gram intravenous selama 2 menit minimal 20 menit setelah pemberian
terakhir. Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan 1 kali saja. Bila setelah
diberi dosis tambahan masih tetap kejang maka diberikan amobarbital /
thiopental 3-5 mg/kgBB/IV perlahan-lahan.
2. Perawatan bersama :
konsul bagian saraf, penyakit dalam / jantung, mata, anestesi dan anak.
3. Perawatan pada
serangan kejang : di kamar isolasi yang cukup terang / ICU
4. Pengobatan Obstetrik
Sikap dasar : Semua
kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri dengan tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin
memandang umur kehamilan dan keadaan janin
Bilamana diakhiri, sikap
dasar : Kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi
(pemulihan) hemodinamik dan metabolisme ibu. Stabilisasi ibu dicapai dalam 4-
8 jam setelah salah satu atau lebih keadaan dibawah :
(pemulihan) hemodinamik dan metabolisme ibu. Stabilisasi ibu dicapai dalam 4-
8 jam setelah salah satu atau lebih keadaan dibawah :
Ø Setelah pemberian obat
anti kejang terakhir.
Ø Setelah kejang terakhir
Ø Setelah pemberian
obat-obat antihipertensi terakhir
Ø Penderita mulai sadar
(responsif dan orientasi)
PENGKAJIAN
Umur biasanya sering
terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
Riwayat kesehatan ibu
sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual
muntah, penglihatan kabur
Riwayat kesehatan ibu
sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
Riwayat kehamilan :
riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan
dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
Pola nutrisi : jenis
makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
Psiko sosial spiritual :
Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu
kesiapan moril untuk menghadapi resikonya
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : edema yang
tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
Palpasi : untuk
mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
Auskultasi :
mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
Perkusi : untuk
mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanda vital yang diukur
dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam
Laboratorium : protein
uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1
hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine
meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
Berat badan :
peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
Tingkat kesadaran ;
penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
USG ; untuk mengetahui
keadaan janin
NST : untuk mengetahui
kesejahteraan janin
DIAGNOSA
Aktual :
Gangguan rasa nyaman (
nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir
Gangguan psikologis (
cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan
Gangguan rasa nyaman
(Nyeri) berhubungan dengan diskontinuitas jariangan.
Resiko :
Resiko tinggi terjadinya
kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ ( vasospasme dan
peningkatan tekanan darah )
Resiko tinggi terjadinya
foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta
INTERVENSI DX aktual 1
Gangguan rasa nyaman (
nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir
Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat mengantisipasi rasa
nyerinya
Kriteria Hasil :
- Ibu mengerti penyebab
nyerinya
- Ibu mampu beradaptasi
terhadap nyerinya
Intervensi :
1. Kaji tingkat
intensitas nyeri pasien
R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat menentukan
tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien terhadap nyerinya
2. Jelaskan penyebab
nyerinya
R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
3. Ajarkan ibu
mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi
pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan
terpenuhi
4. Bantu ibu dengan
mengusap/massage pada bagian yang nyeri
R/. untuk mengalihkan perhatian pasien
INTERVENSI DX aktual 2
Gangguan psikologis (
cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
- Ibu tampak tenang
- Ibu kooperatif
terhadap tindakan perawatan
- Ibu dapat menerima
kondisi yang dialami sekarang.
Intervensi :
1. Kaji tingkat
kecemasan ibu
R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian
pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa
2. Jelaskan mekanisme
proses persalinan
R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi
emosional ibu yang maladaptif
3. gali dan tingkatkan
mekanisme koping ibu yang efektif
R/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu
efektif
4. Beri support system
pada ibu
R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang secara
lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati
INTERVENSI DX aktual 3
Gangguan rasa nyaman
(Nyeri) b.d diskontinuitas jariangan.
Tujuan :
Nyeri
berkurang/hilang
Komentar
Posting Komentar