“ lmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Islam” Versi Abdul Gofur , SH
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum_wr.wb.
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami “ lmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Islam”
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami “ lmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Islam”
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat
banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan rasa
berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap
keluarga besar kami yang telah memberikan
dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi kami.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini
dimulai, dan semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan
menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Kami tentunya berharap isi
makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun
kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh kami.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir
kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu'alaikum_wr.wb.
Tegal,
21 September 2014
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN IPTEK DAN SENI ............................................... 3
B.
PANDANGAN ISLAM TENTANG IPTEK .................................. 4
C.
INTERGRASI IMAN , IPTEK DAN AMAL .............................. 6
D.
KEUTAMAN ORANG BERILMU DAN BERAMAL ................ 7
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN ............................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai agama yang universal Islam
tidak hanya menitikberatkan pada persoalan ukhrawi saja, seperti ibadah, aqidah
dan tauhid. Pada kenyataannya, Islam juga sangat memerhatikan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam kehidupan umat manusia. Itulah sebabnya dalam
al-quran tidak hanya mengatur tentang ubudiyah saja tetapi juga banyak memuat
ayat-ayat yang berkenaan dengan IPTEK dan seni. Hal itu karena disamping
ditentukan oleh nilai-nilai peribadatannya kepada Allah, martabat manusia juga
ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan IPTEK dan seni, untuk kemanfaatan
hidupnya. Dengan IPTEK alam dan isinya yang telah dianugrahkan Allah kepada
manusia dapat dieksplorasi dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan
manusia. Sedangkan dengan seni manusia bias menjaga keasrian alam, agar selalu
tetap dalama fitrahnya sebagai alam dan mencegah ketidak seimbangan yang
mungkin terjadi sebagai akibat dari kemajuan IPTEK, untuk itulah Islam tidak
memisahkan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan masalah
peribadatan lainnya.
Islam
sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam
kehidupan umat manusia. Martabat manusia disamping ditentukan oleh
peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Bahkan di dalam Al Qur`an sendiri Allah
menyatakan bahwa hanya orang yang berilmulah yang benar benar takut kepada
Allah. Dialog antara Allah dengan malaikat ketika Allah akan menciptakan
manusia, dan malaikat mengatakan bahwa manusia akan berbuat kerusakan dan
menumpahkan darah, Allah membuktikan keunggulan manusia daripada malaikat
dengan kemampuan manusia menguasai ilmu melalui kemampuan menyebutkan
nama-nama.
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam praktek mampu mengangkat
harkat dan martabat manusia karena malalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, manusia mampu melakukan eksplorasi kekayaan alam yang disediakan oleh
Allah. Karena itu dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
nilai-nilai islam tidak boleh diabaikan agar hasil yang diperoleh memberikan
kemanfaatan sesuai dengan fitrah hidup manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Iptek dan Seni
Berdasarkan
sudut pandang filsafat ilmu pengetahuan dan pengetahuan mempunyai makna yang
berbeda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui
pancaindra. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun, diklasifikasikan,
dan diverifikasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif dan dapat diuji ulang
secara ilmiah.
Dalam
Al-Quran ilmu digunakan dalam proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan. Teknologi
merupakan produk ilmu pengetahuan. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi
terletak pada sudut pandang budayanya karena teknologi termasuk salah satu
unsur budaya dan hasil dari penerapan praktis ilmu pengetahuan.
Sebuah
teknologi dapat berdampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam
kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta jika
kita atau seorang ilmuan tidak menerapkannya secara fungsional. Sedangkan
dampak positifnya berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya, seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu identik dengan keindahan, keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya, seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu identik dengan keindahan, keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian.
Benda-benda yang diolah secara kreatif
oleh tangan-tangan halus sehingga muncul sifat-sifat keindahan dalam pandangan
manusia secara umum, itulah sebagai karya seni. Seni yang lepas dari
nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu bukan akal
dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang oranag
yang kematangan jiwanya terus bertambah.
Islam sebagai agama yang mengandung aturan, moral, aqidah dan syariah, senantiasa mengukur sesuatu (benda-benda, karya seni, aktivitas) dengan pertimbangan-pertimbangan ketiga aspek tersebut. Oleh karena itu, seni yang bertentangan atau merusak moral, akidah dan syariat, tidak akan diakui sebagai sesuatu yang bernilai seni. Dengan demikian, semboyan seni untuk seni tidak dapat diterima dalam islam.
B.
Pandangan
Islam Tentang IPTEK
Setiap
manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa “alat” untuk mencapai dan membuka
kebenaran. Hidayah tersebut adalah :
a)
Indera,
untuk menangkap kebenaran fisik,
b)
Naluri,
untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara pribadi maupun
sosial,
c)
Pikiran
dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis
pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan
penghantar untuk menuju kebenaran tertinggi,
d)
Imajinasi,
daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan
pengetahuannya,
e)
Hati
nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran tingkah laku
manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.
Dalam
menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat
pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma
Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam
menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok :
a)
Kelompok
yang menganggap IPTEK modern bersifat netral dan berusaha melegitimasi
hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai.
b)
Kelompok
yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan
filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami.
c)
Kelompok
yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya. Untuk kelompok
ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah “islamisasi
ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang
tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu
pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan “jalan” untuk menemukan
kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna
ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang
mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia
secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan membawa manusia
ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
Dari
uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang
islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat
manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah swt. Kebenaran IPTEK
menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK
akan bermanfaat apabila :
a)
Mendekatkan
pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya.
b)
Dapat
membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik).
c)
Dapat
memberikan pedoman bagi sesama.
d) Dapat menyelesaikan persoalan
umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran
apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.
C.
Integrasi
Iman, Ipteks dan Amal
Dalam pandangan Islam, agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni mempunyai hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem dienul Islam (agama islam). Dalam Al-Quran surat Ibrahim: 24-25, Allah telah memberian ilustrasi indah tentang integrasi antara iman, ilmu dan amal. Unsur tersebut mengumpamakan bangunan Islam seperti sebatang pohon yang kokoh. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan teknologi dan seni ibarat buah dari pohon itu. Pengembangan IPTEKS yang terlepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya bahkan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan memberikan jaminan kemanfaatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya serta mencerminkan suatu ibadah dalam prektiknya. Semua satu kesatuan tersebut tidak lepas dari sumber-sumber kebenaran ilmiah dimana ada sebuah keterkaitan Al-Quran dan Alam Semesta.
D.
Keutamaan
Orang Berilmu dan Beramal
Perbuatan baik seseorang tidak
akan bernilai amal shaleh apabila perbuatan tersebut tidak dibangun atas
nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. Sama halnya dengan perkembangan IPTEKS
yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak
akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, kesempurnaannya
karena dibekali seperangkat potensi. Potensi yang paling utama adalah akal. Dan
akal tersebut berfungsi untuk berpikir hasil pemikirannya adalah ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan
ketakwaan pada Allah SWT, akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan
umat manusia termasuk bagi lingkungannya.
Menurut Al-Gazhali bahwa makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan sesuatu yang paling mulia pada diri manusia adalah hatinya, tugas utama pendidik adalah menyempurnakannya, membersihkan dan mengiringi peserta didik agar hatinya selalu dekat kepada Allah swt, melalui perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, para pendidik akan selalu dikenang oleh anak didiknya. Kemudian al-Gazhali memberikan argumentasi yang kuat, baik berdasarkan al-Qur’an dan as Sunnah, maupun argumentasi secara rasional. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa mengajarkan ilmu bukan hanya termasuk aspek ibadah kepada Allah swt, melainkan juga termasuk khalifah Allah swt.
Menurut Al-Gazhali bahwa makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan sesuatu yang paling mulia pada diri manusia adalah hatinya, tugas utama pendidik adalah menyempurnakannya, membersihkan dan mengiringi peserta didik agar hatinya selalu dekat kepada Allah swt, melalui perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, para pendidik akan selalu dikenang oleh anak didiknya. Kemudian al-Gazhali memberikan argumentasi yang kuat, baik berdasarkan al-Qur’an dan as Sunnah, maupun argumentasi secara rasional. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa mengajarkan ilmu bukan hanya termasuk aspek ibadah kepada Allah swt, melainkan juga termasuk khalifah Allah swt.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an adalah proses
pencapaian segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra
sehingga memperoleh kejelasan. Teknolgi merupakan salah satu unsur budaya
sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan yang obyektif. Seni
adalah hasil ungkapan akal budi serta ekspresi jiwa manusia dengan segala
prosesnya. Seni identik dengan keindahan dimana keindahan yang hakiki identik
dengan kebenaran. Apabila manusia berlaku adil dengan semua makhluk
hidup dialam ini, maka disinilah letak kebenaran norma moral yang baik karena
manusia hidup tidak hanya untuk beribadah kepada Allah akan tetapi, menjalin
hubungan baik kepada sesama manusia dan menjaga hubungan harmonis dengan alam
sehingga terdapat hubungan timbal balik yang selaras.
Dalam pandangan Islam, antara iman,
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan
dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut DienulIslam. Pengembangan
IPTEKS yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak
akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya. Allah
memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan
potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong
oleh nafsu dan amarah.
Kemajuan
IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita sanggup atau tidak
menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi masing-masing.
Diantara penyikapan terhadap kemajuan IPTEK masa terdapat tiga kelompok, yaitu:
a)
Kelompok
yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi
hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai.
b)
Kelompok
yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan
filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami.
c)
Kelompok
yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Komentar
Posting Komentar