SEJARAH BENUA ANTARTIKA
SEJARAH BENUA ANTARTIKA
Merupakan benua yang meliputi Kutub Selatan Bumi. Tempat
terdingin di muka bumi ini sebagian besar tertutup es sepanjang tahun. Meskipun
legenda dan spekulasi tentang sebuah Terra Australis ("Tanah
Selatan") sudah ada sejak zaman kuno, penemuan benua yang pertama kali
diterima umum terjadi pada 1820 dan pendaratan yang pertama tercatat tahun
1821. Namun demikian, peta yang dibuat Laksamana Piri Reis tahun 1513 memuat
sebuah benua selatan yang diduga sebagai pantai Antarktika. (Lihat juga Sejarah
Antarktika).
Dengan luas 13.200.000 km², Antarktika adalah benua terluas
kelima setelah Eurasia, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan namun
populasinya terkecil jauh di bawah yang lain (umumnya dihuni oleh para peneliti
dan ilmuwan untuk batas waktu tertentu saja). Benua ini juga memiliki
ketinggian tanah rata-rata tertinggi, kelembaban rata-rata terendah, dan suhu
rata-rata terendah di antara semua benua di bumi.
Antarktika merupakan zona bebas, walaupun sampai saat ini masih ada beberapa negara di dunia yang mengajukan klaim kepemilikan wilayah di benua.Di tahun 1532, Oronteus Finaeus menggambar sebuah peta dunia. Bukan masalah kalau yang digambarnya sekedar peta sekitar Benua Eropa, Afrika, Asia, dan sebagian Amerika, tapi yang menjadi luar biasa adalah bahwa Oronteus Finaeus menggambarkan Benua ke enam - yaitu Antarktika (Kutub Selatan)…! Padahal belum ada orang yang pernah berlayar sampai ke Antarktika…!
Dan yang lebih mencengangkan lagi,
garis pantai pada peta Antarktika yang dihasilkan oleh Finaeus - ternyata sama
persis seperti peta Antarktika modern saat ini…! Tentu saja hal ini menjadi
luar biasa, karena benua Antarktika ditutupi es abadi yang tebalnya mencapai 2
Kilometer…
Peta ini ditemukan di Perpusatakaan
Congress, Washington DC di tahun 1960 oleh Charles Hapgood. Bertuliskan “
digambar oleh Oronteus Finaeus tahun 1531”. Hampir sama persis dengan pemetaan
Piri Reis, Antarctica ditunjukkan dengan es yang bebas mengalir seperti sungai,
pola pengeringan dan coastline.
Peta Oronteus Finaeus lebih akurat
dibanding peta yang lain pada waktu itu. Sesungguhnya, lebih akurat dibanding
peta manapun yang dibuat sampai ke tahun 1800.
Fakta Tentang Antartika:
Penemuan benua Antartika yang pertama
kali diterima umum terjadi pada 1820 dan pendaratan yang pertama terverifikasi
pada tahun 1821. Namun, peta yang dibuat Admiral Piri Reis pada 1513 memuat
sebuah benua selatan yang mungkin mirip dengan pantai Antartika dan penjelajah
pertama menuju Kutub Selatan terjadi pada tahun 1911.
Antartika adalah benua yang paling
dingin; suhu di musim dingin dapat turun di bawah minus 100 ° F (minus 73 ° C).
Suhu terendah yang pernah tercatat di bumi berasal dari Rusia’s Vostok Station:
minus 128,6 ° F (minus 89,2 ° C) pada July 21,1983.
Antartika juga merupakan benua
terkering, kenyataannya, hampir seluruhnya gurun. Sangat sedikit salju jatuh
pada interior benua. Namun, karena benua tersebut sangat dingin, salju tidak
jatuh dan tidak mencair. Seiring berjalannya waktu salju hanya beberapa inci
per tahun dan perlahan terakumulasi menjadi topi es besar.
Sekitar 99% dari Antartika ditutupi
oleh salju dan es. Ketebalan es mencapai 4 km (2.4 mil) di beberapa tempat. Es
ini mengalir keluar dari benua es mengambang menciptakan banyak rak tempat es
yang mengalir memenuhi lautan. Rak es ini pada gilirannya menimbulkan banyak
gunung esAntartika tidak mempunyai penduduk tetap benar. Kurang dari 1.000
orang musim dingin di atas pada tahun tertentu; populasi musim panas secara
substansial lebih tinggi sebagai ilmuwan dan staf pendukung dari lebih 27
negara berkumpul di benua.
BEBERAPA
bagian di Antartika sedemikian dinginnya, kata seorang penulis, sampai-sampai
”kalau Anda menjatuhkan sebatang baja, benda itu akan pecah seperti gelas,
. . . dan jika Anda mengeluarkan seekor ikan dari dalam lubang es,
lima detik kemudian ikan itu akan membeku . . . keras”. Karena kondisinya
yang ekstrem, lingkungannya yang tanpa tumbuhan namun luar biasa
indah—adakalanya dilengkapi cahaya aurora australis yang mempesona—berada di
Antartika bagaikan berada di dunia lain.
Namun, Antartika adalah bagian dari dunia kita ini.
Sebenarnya, Antartika dianggap sebagai laboratorium alami raksasa untuk
mempelajari bumi dan atmosfernya, serta perubahan lingkungan hidup secara
global, termasuk perubahan yang berhubungan dengan kegiatan manusia.
Bidang-bidang inilah yang semakin diminati para ilmuwan. Mereka telah mengamati
adanya fenomena baru yang mencekam di Kawasan Kutub Selatan, dan ini menandakan
adanya ketidakberesan. Namun, marilah kita bahas dulu mengapa Antartika adalah
benua yang unik.
Pertama, Antartika—benua paling terpencil di dunia—merupakan
benua yang penuh kontradiksi. Sangat cantik dan perawan, namun amat tidak
bersahabat. Inilah tempat yang paling berbadai dan paling dingin di bumi,
sekaligus paling rapuh dan paling sensitif. Curah hujannya paling rendah
dibandingkan dengan benua lain mana pun, namun esnya memuat 70 persen air
tawar di planet ini. Dengan ketebalan rata-rata sekitar 2.200 meter, es itu
menjadikan Antartika benua tertinggi di dunia, dengan ketinggian rata-rata
2.300 meter di atas permukaan laut. Benua ini juga adalah benua kelima terbesar
di dunia, namun Antartika tidak mempunyai penduduk tetap yang lebih besar
daripada lamuk, sejenis lalat, yang hanya berukuran satu sentimeter.
Bagaikan Mengunjungi Mars!
Seraya Anda menjelajahi Antartika ke bagian-bagian
dalamnya, semakin sedikit tanda-tanda kehidupan yang dapat ditemukan, khususnya
sewaktu Anda sampai di daerah yang disebut lembah kering. Dengan luas 3.000
kilometer persegi, kebanyakan gurun-gurun kutub ini berada tinggi di Pegunungan
Trans-antartika—rangkaian pegunungan yang terbentang di benua itu dengan
ketinggian mencapai lebih dari 4.300 meter di beberapa bagiannya. Angin yang
membekukan bertiup kencang di lembah kering tersebut dan dengan cepat menyapu
salju yang jatuh. Para ilmuwan yakin bahwa lembah-lembah ini merupakan daerah
di bumi yang paling mirip dengan permukaan Mars. Oleh karena itu, lembah-lembah
ini pernah dinyatakan sebagai lokasi yang cocok untuk menguji perlengkapan
antariksa sebelum meluncurkan misi Viking ke Mars.
Namun, di lembah kering
ini pun masih terdapat kehidupan! Di dalam batu-batu yang berpori-pori, dalam
kantong-kantong kecil udara, hiduplah berbagai jenis bakteri, alga, dan fungi
yang sangat tangguh. Mereka sanggup hidup di tempat yang sedemikian keringnya.
Di luar mereka terdapat suatu dunia aneh berupa formasi bebatuan gundul yang
disebutventifact, yang
bentuknya aneh dan sangat berkilauan dihasilkan oleh embusan angin Antartika
yang tak henti-hentinya selama berabad-abad.
Dinamai Sebelum Ditemukan
Spekulasi mengenai
benua selatan yang luas ini bermula dari para filsuf Yunani kuno. Misalnya,
Aristoteles mendalilkan bahwa harus ada sebuah benua di sebelah selatan untuk
mengimbangi daratan-daratan yang diketahui berada di Belahan Bumi Utara. BukuAntarctica—Great Stories From the Frozen Continent mengatakan bahwa ”karena belahan bumi
utara terletak di bawah konstelasi Arktos atau Beruang, maka Aristoteles
(384-322 SM) bernalar bahwa daratan tak dikenal di sebelah selatan ini pastilah Antarktikos—atau,
lawannya”—atau antipode. Jadi, keistimewaan Antartika adalah bahwa ia telah
dinamai sekitar 2.000 tahun sebelum ia ditemukan!
Pada tahun 1772,
penjelajah Inggris Kapten James Cook berlayar ke arah selatan untuk mencari
benua selatan yang telah didalilkan ini. Ia memasuki suatu dunia yang terdiri dari
pulau-pulau berangin dan gunung-gunung es raksasa, atau yang ia sebut
”pulau-pulau es”. ”Beberapa dari antaranya”, tulis Cook, ”memiliki radius
sekitar tiga kilometer dan ketinggian 20 meter, namun laut menerpa mereka,
dengan ombak yang sangat kuat dan besar.” Dengan pantang mundur, Cook terus
berlayar ke selatan, dan pada tanggal 17 Januari 1773, kapalnya, Resolution, dan rekannya, Adventure, menjadi kapal-kapal pertama yang
diakui melintasi Lingkaran Antartika. Cook mempercepat pelayarannya menerobos bongkahan-bongkahan
es hingga akhirnya tidak bisa maju lagi. ”Tidak ada apa-apa yang bisa dilihat
di bagian selatan kecuali es”, tulis Cook dalam catatan hariannya. Sebenarnya,
sewaktu berbalik pulang, ia sudah berada sekitar 120 kilometer lagi dari daratan
Antartika.
Jadi, siapa yang pertama kali melihat Antartika? Ya, siapa
yang pertama kali menginjakkan kakinya di sana? Hingga hari ini, hal itu tidak
dapat dipastikan. Mungkin saja para pemburu paus dan anjing laut, karena
sewaktu Cook pulang, laporannya tentang sejumlah besar anjing laut, pinguin,
dan paus menyebabkan para pemburu menyerbu kawasan ini.
Es yang Bersimbah Darah
Cook ”secara kebetulan
menemukan apa yang mungkin merupakan kumpulan terbesar margasatwa dunia, dan ia adalah orang pertama
yang memberi tahu dunia tentang keberadaan kumpulan ini,” tulis Alan Moorehead
dalam bukunya, The Fatal Impact. ”Bagi satwa Antartika,” kata
Moorehead, ”[akibatnya] adalah holocaust (pembantaian massal).” Buku Antarctica—Great Stories From the Frozen Continent menyatakan, ”Menjelang akhir abad
kedelapan belas, perburuan anjing laut di belahan bumi selatan sangat mirip
dengan perburuan emas. Permintaan akan kulit anjing laut yang tak
habis-habisnya oleh Cina dan Eropa segera menghabiskan semua daerah perburuan yang
dikenal [sebelumnya] sehingga para pemburu terpaksa mencari daratan baru yang
masih banyak anjing lautnya.”
Setelah para pemburu anjing laut nyaris menghancurkan mata
pencahariannya sendiri, para pemburu paus pun mulai menjarah lautan. ”Tak
seorang pun yang akan pernah tahu seberapa banyak paus dan anjing laut yang
dibantai di lautan sebelah selatan,” tulis Moorehead. ”Apakah jumlahnya sepuluh
juta atau lima puluh juta? Tidak ada lagi gunanya menghitung; pembantaian terus
berlangsung hingga hampir tak ada lagi yang bisa dibantai.”
Akan tetapi, dewasa ini, hukum internasional melindungi
semua flora dan fauna di Antartika. Selain itu, tidak adanya binatang pemangsa
di darat ditambah dengan persediaan makanan laut yang berlimpah menjadikan
pantai Antartika pelabuhan musim panas yang aman bagi margasatwa. Namun,
Antartika menunjukkan gejala-gejala akan adanya serangan yang lebih
membahayakan, serangan yang mungkin tidak terjangkau oleh persetujuan
internasional.
BERTOLAK BELAKANG
Meskipun
ada kemiripan, Kutub Utara dan Kutub Selatan sangat bertolak belakang baik
dalam hal lokasi maupun dalam hal-hal lain. Perhatikan fakta berikut ini.
Wilayah
sekitar Kutub Utara semuanya es dan laut, sedangkan Kutub Selatan berada di
dekat bagian tengah benua kelima terbesar di bumi.
Kutub
Utara dikelilingi benua Amerika, Asia, dan Eropa yang berpenduduk, sedangkan
Antartika dikelilingi samudra raya, dan merupakan daerah paling berbadai di
planet ini.
Puluhan
ribu keluarga tinggal di Lingkaran Arktik, yang juga menjadi rumah bagi ribuan
flora dan fauna. Akan tetapi, tidak ada manusia yang menjadi penduduk asli
Antartika. Penduduk aslinya hanyalah alga, bakteri, lumut, lumut kerak, dua
spesies tanaman bunga, dan segelintir spesies serangga.
”Antartika dijuluki benua yang
berdenyut,” kata Encyclopædia
Komentar
Posting Komentar