TUGAS SMP KELAS VIII UNTUK MEMENUHI ULANGAN UAS
Apa itu Kartu Indonesia Sehat, Kartu Keluarga
Sejahtera, Kartu Indonesia Pintar?
03/11/2014By reinhanin Berita,NasionalTags: biaya
premi kis, cara dapat kartu indonesia pintar, cara
dapat kis, Cara
menukarkan KPS,kartu
indonesia pintar, kartu
indonesia sehat,kartu
keluarga sehat, kartu
keluarga sejahtera, kis-kks7 Komentar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan program
perdananya, yaitu Kartu Indonesia Sehat (KIH), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di Kantor Pos Jakarta Pusat yang berada di Pasar
Baru, Jakarta, Senin (03/11/2014). Lalu, apa itu KIH, KIP, dan KKS?
Jokowi
luncurkan 3 kartu sakti. (DetikNews)
Ketiga kartu yang tergabung dalam program
Government to person (G2P) tersebut adalah bantuan bagi keluarga kurang mampu
seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat atau BLSM, yang dulunya diberikan tunai lewat kantor pos, kini akan
diberikan diberikan secara non tunai melalui Layanan Keuangan Digital melalui
kartu.
Selain Kantor Pos Jakarta Pusat, ketiga kartu
ini akan dibagikan di Kantor Pos Jakarta Selatan, Kantor Pos Mampang, Kantor
Pos Jakarta Timur dan Kantor Pos Jakarta Utara.
Lalu
apakah Kartu Indonesia Sehat, Kartu Keluarga Sejahtera dan Kartu Indonesia
Pintar?
1. Kartu Indonesia Sehat
1. Kartu Indonesia Sehat
Kartu
Indonesia Sehat. (Liputan6)
KIS memberikan jaminan pada pemegangnya untuk
mendapat manfaat pelayanan kesehatan seperti yang dilaksanakan dalam Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat
miskin terhadap kesehatan. KIS akan diberikan kepada anggota Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) sehingga tidak menggeser Sistem JKN. Dalam pelaksanaannya,
pemerintah telah menunjuk BPJS Kesehatan sebagai penyelenggaranya.
“KIS hanya kartunya, dan tidak akan
menggantikan JKN. Bahkan para anggota JKN yang memegang KIS akan mendapatkan
sejumlah benefit, salah satunya edukasi,” kata Menteri Kesehatan, Nila Moeloek.
Adapun keluarga miskin yang menjadi penerima
bantuan iuran JKN, yaitu sebanyak 86,4 jiwa, akan tetap ditanggung dengan Kartu
Indonesia Sehat. Namun, anak dari keluarga miskin bisa langsung menggunakan
Kartu Indonesia Sehat tanpa harus mendaftar lagi.
Jumlah penerima KIS bertambah karena juga
menanggung penyandang masalah kesejahteraan sosial yang selama ini tak masuk
data penerima bantuan iuran seperti para gelandangan yang ada di bawah
jembatan.
Pada tahap pertama sampai akhir 2014 itu, KIS
akan dibagikan ke 19 provinsi. Sedangkan provinsi lainnya akan disalurkan pada
tahap selanjutnya. Pada 2015, diharapkan seluruh penduduk prasejahtera di
Indonesia sudah memiliki kartu tersebut. Pendistribusian akan dibantu oleh PT
Pos Indonesia dan perbankan nasional yaitu Bank Mandiri.
Bagaimana cara menggunakannya? Ternyata
sangat mudah, pemilik kartu hanya tinggal menunjukkan Kartu Indonesia Sehat
saat sedang berobat di puskemas dan rumah sakit.
Terkait dengan biaya premi KIS, Direktur
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan, Akmal Taher mengatakan,
untuk saat ini biaya premi di Kartu Indonesia Sehat sama dengan JKN.
“Sama
untuk preminya karena sementara ini memakai anggaran 2014,” ujar Akmal seperti
dikutip Tempo, Minggu (02/11/2014) kemarin. Karena itu, biaya untuk
menanggung mereka yang ikut dalam KIS tidak berubah sampai akhir 2014. “Sesuai
anggaran,” ujar dia.
Biaya premi yang dibayarkan masyarakat di JKN
akan sama dengan KIS. JKN terbagi dalam tiga kelas, yakni Kelas 1 dengan harga
Rp 59.500, kelas 2 Rp 42.500, dan kelas 3 Rp 25.500. “Jadi, sementara akan
sama,” kata dia. Masyarakat akan membayar harga sesuai kelas mana dan
kesanggupan mereka membayar premi per bulan.
Untuk selanjutnya, Akmal masih belum
mengetahui apakah biaya premi tersebut akan ditambahkan pada 2015. “Sesuai
dengan anggaran 2015 berarti,” kata dia. Harapannya agar anggaran untuk program
KIS, KIP, dan KKS bertambah sehingga masyarakat prasejahtera secara merata
dapat merasakan program pemerintah ini.
2.
Kartu Keluarga Sejahtera
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) menggunakan
anggaran sebesar Rp 6,2 triliun dan setiap keluarga akan mendapatkan Rp 200
ribu per bulan. Kartu ini akan diisi setiap 2 bulan.
Sebelumnya, pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono juga bernah meluncurkan Kartu Perlindungan Sosial dalam
rangka Program Percepatan dan Perluasan Sosial (P4S). Dengan memiliki KPS,
rumah tangga berhak menerima program-program perlindungan sosial, seperti :
Raskin dan Bantuan Siswa Miskin (BSM), sesuai dengan ketentuan yang berlaku
hingga tahun 2014.
Kini, para pemilik Kartu Perlindungan Sosial
diminta untuk menukarkan kartunya dengan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu
Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), serta sim card (kartu HP)
yang berisi uang elektronik. Jika KPS hilang atau rusak, bawa identitas lain
dan surat keterangan dari kepala desa/lurah saat penukaran.
“KKS
adalah pengganti KPS, berfungsi sebagai penanda keluarga kurang mampu,” bunyi
penjelasan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang
menjadi pengawas ‘kartu sakti’ ini, seperti dikutip dari website http://www.tnp2k.go.id, Senin (3/11/2014).
Dikuti DetikNews,
setiap kepala keluarga akan mendapat KKS dan 1 SIM card untuk diaktifkan pada
HP yang mereka miliki. Nomor telepon di SIM tersebut juga berfungsi ganda
sebagai nomor rekening untuk penyaluran Simpanan Keluarga Sejahtera (KKS).
Setiap keluarga mendapat dana Rp 200 ribu per
bulan yang disalurkan melalui nomor rekening tersebut. Nantinya, warga bisa
melihat penyaluran dana tersebut melalui aplikasi *141*6# dari ponsel mereka.
Mensos (Menteri Sosial), Khofifah Indar
Parawansa mengatakan, secara bertahap KIS akan diperluas cakupannya meliputi
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Warga yang tidak teregister
seperti anak jalanan dan gelandangan serta pengemis (pengemis) serta yang
tinggal di panti akan mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu
Keluarga Sejahtera (KKS).
“Saat ini pendekatannya lebih individual
kalau 2011 dengan pendekatan Rumah Tangga Sangat Miskin,” kata Khofifah di Jakarta,
Senin (03/11/2014).
Dikutip Republika,
Khofifah mengatakan, selama ini bantuan yang diberikan pemerintah berbasis pada
identitas yaitu hanya mereka yang mempunyai identitas diri atau kartu keluarga.
Lebih lanjut Khofifah menjelaskan, jumlah
mereka yang tidak terdaftar sebanyak 1,7 juta jiwa seperti gepeng dan orang
yang tinggal di panti. “Sampai Desember nanti ada 400 ribu jiwa yang
mendapatkan KIS dan KKS,” tambah Khofifah.
Program KKS DIPA berasal dari Kemensos namun
anggaran dari Bendahara Umum Negara sebesar Rp 6,4 triliun dengan rincian Rp
6,2 triliun untuk KKS dan Rp 199 miliar untuk mencetak kartu dan
pendistribusiannya.
3.
Kartu Indonesia Pintar
Kartu
Indonesia Pintar. (Ilustrasi/Media Indonesia)
Nah, sedangkan Kartu Indonesia Pintar (KIP)
adalah kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin dan rentan miskin yang ingin
menyekolahkan anaknya secara gratis.
Selain itu, Kartu Indonesia Pintar juga akan
menjangkau anak-anak yang berada di luar sekolah misalnya anak jalanan, dan
anak putus sekolah, yatim piatu, dan difabel.
”Dengan kartu ini kita mengimbau kepada
sekolah untuk menerima kembali anak yang tidak bersekolah,” ujar Menteri
Pendidikan Dasar Menengah Anies Baswedan dilansir dari situs Kemendikbud.go.id,
Senin (03/11/2014).
Agar anak-anak yang tidak mendapat pendidikan
formal juga bisa mendapat pendidikan keterampilan, KIP ini akan berlaku untuk
balai-balai latihan kerja. Penerima kartu ini hanya tinggal menunjukkan Kartu
Indonesia Pintar ke pihak sekolah dan balai-balai latihan.
KIP pada fase pertama akan diterapkan pada 18
provinsi kabupaten kota, dengan sasaran 152.434 siswa di jenjang SD, SMP,
SMA/SMK. Dia memastikan jumlah tersebut akan bertambah karena data tersebut
menggunakan data Bantuan Siswa Miskin (BSM).
“Kalau BSM 18 juta penerima bantuan, kalau
Kartu Indonesia Pintar bisa 24 juta penerima bantuan,” kata Anies.
KIP akan didistribusikan secara bertahap di
18 lokasi kabupaten/kota di Indonesia. Lokasi tersebut adalah Jembrana,
Pandeglang, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur,
Jakarta Utara, Cirebon, Bekasi, Kuningan, Semarang, Tegal, Banyuwangi,
Surabaya, Balikpapan, Kupang, Mamuju Utara, dan Pematang Siantar.
Cara
menukarkan KPS dengan KKS, KIP, KIS dan sim card
- Datang ke kantor pos dengan membawa KPS.
Apabila KPS hilang, sertakan identitas lain dan surat keterangan kepala
desa/lurah
- Serahkan KPS dan identitas lain kepada
petugas pos dan tunggu proses pengecekan. Jika KPS hilang, akan dilakukan
proses pemeriksaan tambahan oleh Dinsos atau aparat yang ditunjuk
-
Petugas akan memberikan KKS, SIM card (kartu HP) yang berisi uang elektronik,
KIP, dan KIS serta tanda bukti serah terima
Komentar
Posting Komentar