SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA VERSI GOPRETTT
Peredaran
darah pada manusia dilakukan oleh sel darah dan melalui pembuluh darah. Oleh
karena itu disebut peredaran darah tertutup. Peredaran darah berlangsung secara
sistemik (disebut juga peredaran darah besar) dan pulmonal (peredaran darah
kecil).
A. ALAT-ALAT PEREDARAN DARAH MANUSIA
Alat-alat
peredaran darah pada manusia terdiri atas darah, pembuluh darah dan jantung.
Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Sistem transportasi pada manusia
ada dua yaitu peredaran darah dan peredaran limfe (getah bening).
1. Darah
Fungsi
darah :
· Sebagai alat pengangkut sari makanan
dan O2 ke seluruh tubuh dan
sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi.
· Menjaga agar temperatur tubuh tetap.
· Mengedarkan air, selain mengedarkan
sari makanan juga air yang berfungsi untuk reaksi enzimatis atau untuk menjaga
tekanan osmosis tubuh.
· Mengedarkan getah bening.
· Menghindarkan tubuh dari infeksi
(membentuk antibody berupa sel darah putih dan sel darah pembeku).
· Menjaga kestabilan suhu tubuh.
· Mengatur keseimbangan asam basa (Hb).
Darah
manusia tersusun atas beberapa komponen. Adapun komponen darah adalah :
a. Sel darah yang terdiri atas : sel darah
merah (erytrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping-keping darah pembeku
(trombosit).
b. Plasma darah (cairan) yang terdiri atas
:
· Air, hamper 90% berupa cairan
· Protein : albumin (53%) berperan dalam
menjaga tekanan osmosis darah, globulin (43%) berperan dalam pembuatan
antibody, fibrinogen (4%) berperan dalam pembekuan darah.
· Gas berupa O2, CO2 dan N2.
· Nutrien : lemak, glukosa, asam amino,
vitamin, dll.
· Garam mineral : NaCl, KCl, fosfat,
sulfat, bikarbonat, dll.
· Zat sisa : urea, kretinin, asam urat,
bilirubin.
· Hormon dan enzim.
c. Dalam plasma terdapat antigen (protein
asing) yang berguna untuk membentuk antibody; presipitin yang menggumpalkan
antigen; lisin yang mampu menguraikan antigen; antitoksin untuk menawarkan
racun.
Macam-macam
sel darah :
a. Sel darah merah (erytrosit)
Bentuk sel darah merah bulat gepeng, kedua permukaannya
cekung (bikonkaf), dan tidak berinti, pada pria jumlahnya kira-kira 5 juta/mm3 sedangkan
wanita kira-kira 4 juta/mm3. Mengandung
hemoglobin (zat warna merah pada darah) yang berfungsi mengikat O2, mengandung zat besi
(Fe), berwarna merah. Sel darah merah dibentuk dalam sumsum merah tulang, pada
tulang pipih. Sel darah merah dapat hidup 120 hari, yang sudah tua/rusak akan
dirombak dalam limfa (kura). Hemoglobin yang terlepas akan dibawa ke hati untuk
dirombak menjadi zat warna empedu (bilirubin). Adapun zat besi yang terlepas
akan digunakan dalam membentuk sel darah merah baru.
Jika sel-sel darah kekurangan zat besi maka akan mengalami
penyakit yang disebut anemia. Adapun jika kekurangan darah O2 dinamakan
sianosis.
b. Sel darah putih (leukosit)
Macam-macam
sel darah putih :
· Monosit, dengan ciri-ciri inti bulat,
besar, bersifat fagosit dan dapat bergerak cepat.
· Limfosit, dengan ciri-ciri berinti
satu, tidak dapat bergerak, berfungsi untuk imunitas.
Bentuk leukosit tidak tetap (ameboid), tidak berwarna,
memiliki inti, bulat/cekung, jumlahnya pada orang normal kira-kira
6.000-9.000/mm3 . Umur sel darah
putih sekitar 12-13 hari. Dibuat dalam sumsum tulang merah, limfe dan jaringan
retikuloendothelium. Fungsi sel darah putih untuk melindungi tubuh terhadap
infeksi. Jika ada kuman sel darah putih akan memakan kuman tersebut, apabila
kalah akan berubah menjadi nanah. Selain itu leukosit juga sebagai
prengangkutan zat lemak, pembuluh chyl dan limfe serta bersifat fagosit.
c. Sel darah pembeku (trombosit)
Bentuk keping darah pembeku tidak tetap. Fungsinya untuk
pembekuan darah, jumlahnya kira-kira 200.000-400.000/mm3, dibuat dalam sumsum
tulang (megakariosit). Jika seseorang luka, keping darah mengalir bersama darah
luka, pada waktu menyentuh permukaan luka akan pecah dan terbentuk
trombokinase, dengan bantuan ion kalsium akan mengubah protrombin (dalam plasma
darah) menjadi trombin. Trombin yang terbentuk akan mengubah fibrinogen menjadi
fibrin (benang-benang halus) yang akan menutup luka sehingga perdarahan
berhenti.
Proses pembekuan darah :
1. Trombosit pecah (anti
hemofili) ---> Tromboplastin
(trombokinase)
2. Protrombin ---> Trombin
3. Fibrinogen ---> Fibrin
2. Jantung
Jantung manusia letaknya dalam rongga dada dan diatas
diafragma. Jantung terdiri atas : prikardium (pembungkus jantung), miokardium
(otot jantung) dan endokardium (pembatas ruang jantung). Terdapat arteri
umbilikus yang menghubungkan aliran darah pada fetus yang menyerap oksigen dan
sari makanan, sedangkan foramen ovale merupakan lubang jantung pada fetus.
Jantung manusia terbagi menjadi 4 ruang yaitu 2 serambi
(atrium) dan 2 bilik (ventrikel). Ventrikel (bilik) memiliki dinding yang lebih
tebal dibanding atrium (serambi), bagian sebelah kiri juga lebih tebal dari
yang sebelah kanan. Hal ini berkaitan dengan fungsinya yaitu bagian sebelah
kiri untuk memompa darah bersih ke seluruh tubuh. Antara serambi kiri dan bilik
kiri terdapat valvula bikuspidalis dan antara serambi kanan dan bilik kanan
terdapat valvula trikuspidalis. Valvula semilunaris bentuknya seperti bulan
sabit, terdapat pada klep jantung agar darah tetap searah.
Diastole merupakan darah yang dihisap masuk jantung,
sedangkan sistole merupakan darah yang dipompa keluar jantung. Jadi pada orang
yang tertera pada tensimeter dikatakan misalnya 120/100 mmHg merupakan tekanan
sistole 120 per menit dan tekanan diastole 100 per menit. Koronariasis
merupakan penyumbatan pada nadi tajuk/arteri koronaria pada jantung.
1. Pembuluh Darah
a. Pembuluh nadi (arteri)
· Fungsi arteri adalah untuk mengalirkan
darah keluar dari jantung. Terdiri dari :
- Arteri pulmonalis, berfungsi
mengalirkan darah dari bilik kanan ke paru-paru, banyak mengandung CO2.
- Aorta (nadi besar), berfungsi
mengalirkan darah dari bilik kiri menuju seluruh tubuh, banyak mengandung
oksigen.
b. Pembuluh balik (vena)
o Fungsi vena untuk
mengalirkan darah menuju jantung. Terdiri dari :
- Vena pulmonalis, berfungsi mengalirkan
darah dari paru-paru menuju serambi kiri jantung.
- Vena cava superior, berfungsi
mengalirkan darah dari tubuh bagian atas.
- Vena cava inferior, berfungsi membawa
darah dari tubuh bagian bawah.
c. Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus
dan langsung berhubungan dengan sel-sel jaringan tubuh. Pembuluh kapiler
menghubungkan ujung pembuluh nadi terkecil (arteriola) dan ujung pembuluh vena
terkecil (venula).
Perbedaan
antara arteri dan vena dapat diamati pada tabel berikut :
Pembuluh darah vena
|
Pembuluh darah arteri
|
Ø Disebut
sebagai pembuluh balik.
Ø Berisi
darah kotor kecuali pada vena pulmonalis.
Ø Di
sepanjang pembuluh banyak terdapat katup.
Ø Dinding
tipis.
Ø Pembuluh
ini terletak dekat permukaan tubuh.
Ø Apabila
diraba tidak terasa.
|
Ø Disebut
sebagai pembuluh nadi.
Ø Berisi
darah bersih kecuali pada arteri pulmonalis.
Ø Di
sepanjang pembuluh hanya terdapat satu katup.
Ø Memiliki
dinding yang tebal dan elastic.
Ø Pembuluh
ini terletak di bagian dalam dari tubuh.
Ø Apabila
diraba akan berdenyut.
|
B. SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
Sistem
peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah besar dan system
peredaran darah kecil.
1. Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran
darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta menuju ke
seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui arteri darah
yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut sebagai
sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke
jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk ke
bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal dari sistem
organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior.
Darah
kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan
dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan
satu keunikan dalam sistem peredaran darah manusia karena merupakan
satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang mengandung CO2).
Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri –
aorta – pembuluh nadi – pembuluh kapiler – vena cava superior dan vena cava
inferior – serambi kanan.
|
2. Sistem Peredaran
Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran
darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri pulmonalis dari
serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada alveolus
terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui
sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke
luar tubuh. O2 yang masuk akan
diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya
darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke
jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua
dalam system peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang
membawa darah bersih.
Urutan perjalanan peredaran darah
kecil : bilik kanan jantung – arteri pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis
– serambi kiri jantung.
|
3. Pembuluh Limfe
(Pembuluh Getah Bening)
Pembuluh
limfe kanan; dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan sebelah
kanan, bermuara di pembuluh balik yang letaknya di bawah tulang selangka kanan.
Pembuluh
limfe dada; dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah tulang selangka
kiri.
Pembuluh
limfe adalah bermuaranya pembuluh lemak (pembuluh kil). Peredaran limfe adalah
terbuka, merupakan alat penyaring kuman, karena di kelenjar limfe diproduksi
sejenis sel darah putih yang disebut limfosit untuk imunitas.
C. GANGGUAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH
MANUSIA
Berikut
beberapa gangguan pada sistem peredaran darah manusia.
1. Hemofili, merupakan suatu penyakit yang
mengakibatkan darah tidak membeku secara genetis. Hemofili ini merupakan
penyakit menurun.
2. Anemia, merupakan penyakit kekurangan
darah yang dapat terjadi karena infeksi kuman misalnya apabila terkena cacing
tambang, atau dapat juga karena berkurangnya kadar Hb dalam darah.
3. Leukimia (kanker darah) merupakan
penyakit di mana pertambahan sel darah putih secara tidak terkendali (abnormal)
sekitar 500.000/mm3 darah. Hal ini akan sangat
merugikan si penderita karena sifat sel darah putih adalah memakan kuman
penyakit, karena tidak ada kuman penyakit maka akan memakan sel darah merah
yang ada.
4. Varises merupakan penyakit pelebaran
pembuluh darah, biasanya di tangan/kaki. Penyakit ini biasanya dialami para
wanita setelah melahirkan. Kemungkinan besar disebabkan oleh beban si ibu
selama hamil dan masih aktif bekerja, apalagi sering menggunakan sepatu berhak
tinggi. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada pria pekerja berat
misalnya kuli bangunan atau kuli pasar yang biasa mengangkat beban berat dan
kaki sebagai tumpuannya.
5. Haemoroid (ambein), merupakan penyakit
yang hamper sama dengan varises, tetapi terjadi di bagian dubur. Biasanya
dialami oleh orang yang sering duduk dalam posisi yang sama dan dalam waktu
yang lama. Gejala awal mula-mula apabila Buang Air Besar (BAB) terasa sakit,
panas dan keluar darah menetes. Apabila tidak diobati kadang-kadang pada waktu
duduk darah akan keluar sendiri dan membasahi celana, dan apabila sudah parah
maka spinkter dalam akan keluar karena telah banyak pembuluh darah yang pecah.
Apabila sampai hal ini terjadi maka harus segera dioperasi.
6. Koronariasis, merupakan penyakit di
mana terjadi penyempitan nadi tajuk jantung (jantung koroner).
7. Hipertensi, merupakan penyakit di mana
terjadi tekanan darah tinggi. Tekanan darah penderita hipertensi ini melebihi
200 mm Hg, sehingga akan berakibat pusing dan apabila mengalami jatuh dapat
mengakibatkan terjadinya pecahnya pembuluh darah atau penyumbatan pembuluh
darah (stroke).
8. Hipotensi merupakan kebalikan dari
hipertensi yaitu orang yang memiliki darah kurang dari 100 mm Hg atau sering
disebut dengan penyakit tekanan darah rendah. Biasanya penderita akan cepat
merasa lelah dan kadang-kadang sering kesemutan di anggota gerak misalnya pada
kaki dan tangan.
9. Pingsan, yaitu hilangnya kesadaran
karena berkurangnya suplai oksigen yang dibawa oleh darah.
10. Thalasemia, yaitu penyakit kelainan
darah turunan yang ditandai oleh adanya sel darah merah yang abnormal.
MERINDING
Merinding adalah fenomena fisiologis yang diwarisi oleh nenek
moyang sejak zaman dahulu dan dialami oleh semua mamalia.
Saat orang merasa merinding, tidak hanya rambut di kulit yang berdiri tapi juga disertai dengan munculnya gundukan-gundukan di tempat rambut tersebut tumbuh. Timbulnya gundukan tersebut akibat adanya kontraksi dari otot yang kecil.
Seperti dikutip dari Scientificamerican, merinding terjadi karena alam bawah sadar seseorang melepaskan hormon stres yang disebut dengan adrenalin. Adrenalin yang dihasilkan oleh manusia melalui dua kelenjar kecil di atas ginjal tidak hanya menyebabkan kontraksi otot, tapi juga mempengaruhi banyak reaksi tubuh lainnya.
Selain itu merinding juga bisa muncul sebagai akibat dari kontraksi otot erector kecil yang ada di dalam kulit. Ketika rangsangan ini menghasilkan perubahan saraf, maka terjadi kontraksi pada otot sehingga rambut di atas kulit menjadi berdiri.
Tubuh yang merinding bisa terjadi sementara dan menghilang beberapa saat kemudian. Dan setiap orang tidak mampu mencegah tubuh yang merinding, sama halnya dengan muka yang memerah dan juga tubuh berkeringat.
Terdapat beberapa kondisi tubuh yang bisa menyebabkan rambut di kulit berdiri, yaitu:
Rangsangan udara dingin
Berdasarkan sebuah artikel yang ditulis oleh Eric Sonstroem dari Indiana University dalam website 'A Moment of Science', merinding adalah suatu reaksi primitif yang timbul dari sistem limbik otak. Ketika ada rangsangan udara dingin, maka rambut di ujung kulitnya akan berdiri untuk membantu menghangatkan tubuhnya.
Reaksi emosional
Beberapa reaksi emosional bisa menyebabkan tubuh merinding, seperti ketakutan, menonton film, melihat sebuah karya seni atau mendengar suatu konser musik. Emosi yang timbul bisa menyebabkan piloerection dari akar rambut menjadi bervariasi dan kompleks. Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa ada orang yang merinding terhadap suatu rangsangan tertentu, sementara yang lainnya tidak. http://anehdidunia.blogspot.com
Fight atau flight
Merinding menjadi respons dari mekanisme 'fight or light'. Ketika manusia merasa waspada terhadap adanya suatu bahaya, maka akan mengeluarkan adrenalin dan darah yang dipompa ke dalam otot menjadi meningkat sehingga tubuh menjadi merinding.
Saat orang merasa merinding, tidak hanya rambut di kulit yang berdiri tapi juga disertai dengan munculnya gundukan-gundukan di tempat rambut tersebut tumbuh. Timbulnya gundukan tersebut akibat adanya kontraksi dari otot yang kecil.
Seperti dikutip dari Scientificamerican, merinding terjadi karena alam bawah sadar seseorang melepaskan hormon stres yang disebut dengan adrenalin. Adrenalin yang dihasilkan oleh manusia melalui dua kelenjar kecil di atas ginjal tidak hanya menyebabkan kontraksi otot, tapi juga mempengaruhi banyak reaksi tubuh lainnya.
Selain itu merinding juga bisa muncul sebagai akibat dari kontraksi otot erector kecil yang ada di dalam kulit. Ketika rangsangan ini menghasilkan perubahan saraf, maka terjadi kontraksi pada otot sehingga rambut di atas kulit menjadi berdiri.
Tubuh yang merinding bisa terjadi sementara dan menghilang beberapa saat kemudian. Dan setiap orang tidak mampu mencegah tubuh yang merinding, sama halnya dengan muka yang memerah dan juga tubuh berkeringat.
Terdapat beberapa kondisi tubuh yang bisa menyebabkan rambut di kulit berdiri, yaitu:
Rangsangan udara dingin
Berdasarkan sebuah artikel yang ditulis oleh Eric Sonstroem dari Indiana University dalam website 'A Moment of Science', merinding adalah suatu reaksi primitif yang timbul dari sistem limbik otak. Ketika ada rangsangan udara dingin, maka rambut di ujung kulitnya akan berdiri untuk membantu menghangatkan tubuhnya.
Reaksi emosional
Beberapa reaksi emosional bisa menyebabkan tubuh merinding, seperti ketakutan, menonton film, melihat sebuah karya seni atau mendengar suatu konser musik. Emosi yang timbul bisa menyebabkan piloerection dari akar rambut menjadi bervariasi dan kompleks. Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa ada orang yang merinding terhadap suatu rangsangan tertentu, sementara yang lainnya tidak. http://anehdidunia.blogspot.com
Fight atau flight
Merinding menjadi respons dari mekanisme 'fight or light'. Ketika manusia merasa waspada terhadap adanya suatu bahaya, maka akan mengeluarkan adrenalin dan darah yang dipompa ke dalam otot menjadi meningkat sehingga tubuh menjadi merinding.
PSIKOLOGI
Etimologi
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa
Yunani Kuno:
"ψυχή" (Psychē yang
berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat
diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Sejarah Psikologi
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan,
psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri
jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi memiliki
akar dari bidang ilmu filosofiyang diprakarsai
sejak jaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa,
yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu
jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur
kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa.[2] Dapat dikatakan bahwa
sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan
mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.[3]
Psikologi sebagai
ilmu pengetahuan[sunting]
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran
tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya
pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan
kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu
sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan
laboratorium psikologi pertama didunia.
Laboratorium
Wundt
Pada tahun 1879 Wilhem Wundt
mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University
of Leipzig, Jerman. Ditandai oleh
berdirinya laboratorium ini, maka metode ilmiah untuk lebih mamahamimanusia telah ditemukan walau
tidak terlalu memadai. dengan berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah
syarat psikologi untuk menjadi ilmu pengetahuan, sehingga tahun
berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi
sebagai ilmu pengetahuan.
Metode Psikologi
1.
Metodologi
Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan
berbagai eksperimen.[4] Peneliti mempunyai
kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan
melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan
penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada
metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan
dapat diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi
objek. Tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang
- orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya subjek
penelitian maka hasil yang didapatkan akan lebih objektif[2]
2.
Observasi
Ilmiah
Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada
situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses
ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada
tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang
berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan
raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam,
dan sebagainya.
3.
Sejarah
Kehidupan (metode biografi)
Sejarah kehidupan seseorang dapat
merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang
bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas
mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil
memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti
pendidikan di sekolahnya.[4] Dalam metode ini
orang menguraikan tentang keadaaa, sikap - sikap ataupun sifat lain mengenai
orang yang bersangkutan [2]. Pada metode ini
disamping mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang
metode ini bersifat subjektif [2].
4.
Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si
pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan
isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain
sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi
yang dibutuhkan.Baik angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi
berbeda dalam cara penyajiannya. Keuntungan interview dibandingkan dengan
angket [2] yaitu:
1.
Pada
interview apabila terdapat hal yang kurang jelas maka dapat diperjelas
2.
interviwer(penanya)
dapat menyesuaikan dengan suasana hati interviwee ( responden yang ditanyai)
3.
Terdapat
interaksi langsung berupa face to face sehingga diharapkan dapat membina
hubungan yang baik saat proses interview dilakukan.
5.
Angket
Angket merupakan wawancara dalam
bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada
lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca
pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula.
Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.
6.
Pemeriksaan
Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes Metode ini
menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya
dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu
dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan
seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian
seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.[4]
7.
Metode
Analisis Karya
Dilakukan dengan cara menganalisis
hasil karya seperti gambar - gambar, buku harian atau karangan yang telah
dibuat. Hal ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa
seseorang [2].
8.
Metode
Statistik
Umumnya digunakan dengan cara
mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan penganalisaan
terhadap hasil; yang telah didapat [2].
Metode Psikologi Perkembangan
Pada Metode Psikologi
Perkembangan memiliki 2 metode,
yaitu metode umum dan metode khusus. pada metode umum ini pendekatan yang
dipakai dengan pendekatan longitudinal, transversal, dan lintas budaya. Dari
pendekatan ini terlihat adanya data yang diperoleh secara keseluruhan
perkembangan atau hanya beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan
berbagai faktor dari bawaan dan lingkungan khususnya kebudayaan. [5] Sedangkan pada metode
khusus merupakan suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat
atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan
dengan pendekatan eksperimen dan pengamatan. [5]
Psikologi kontemporer
Diawali pada abad ke 19, dimana saat itu
berkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu:
Psikologi
Fakultas
Psikologi fakultas adalah doktrin abad 19 tentang
adanya kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi
terkotak-kotak dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan
berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita
mengingat melalui subfakultas memori, pembayangan melalui
subfakultas imaginer, dan sebagainya.
Psikologi
Asosiasi
Bagian dari psikologi kontemporer abad
19 yang mempercayai bahwa proses psikologi pada dasarnya adalah asosiasi ide yaitu bahwa ide masuk
melalui alat indera dan diasosiasikan
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.
Fungsi psikologi sebagai ilmu
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu
yaitu:
·
Menjelaskan,
yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi.
Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
·
Memprediksikan,
Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah
laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi
·
Pengendalian,
Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya
berupa tindakan yang sifatnya
preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment sertarehabilitasi atau perawatan.
Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah
laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara
sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus -
Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama
sekali.
Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa
tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif
dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum
melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental
sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.
Pendekatan
psikoanalisa
Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di
1939, dokter berkebangsaan Austria bernama Sigmund Freud mengembangkan metode
psikoterapi yang dikenal dengan nama psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang
pikiran didasarkan pada metode penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis,
serta terfokus pada menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental,
dan gangguan psikis lainnya. Sigmund Freud meyakini bahwa
kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah
laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan,
impuls, atau dorongan.
Teori tentang Psikoanalisa selain sangat
terkenal, juga sangat kontroversial. Hal ini terutama dikarenakan teorinya
menyinggung topik-topik seperti seksualitas dan alam bawah sadar. Topik-topik
tersebut masih dianggap sangat tabu pada masa itu, dan Freud memberikan katalis
untuk mendiskusikan topik tersebut secara terbuka di masyarakat beradab. Selain
itu banyak pula orang yang menolak teorinya yang dianggap merendahkan martabat
manusia.
Pendekatan
fenomenologi
Pendekatan fenomenologi ini lebih
memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu
tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan
dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat
tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.
Kajian psikologi
Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius,
dilengkapi oleh biologi dan ilmu saraf pada perbatasannya
dengan ilmu alam dan dilengkapi olehsosiologi dan anthropologi pada perbatasannya
dengan ilmu sosial. Beberapa kajian
ilmu psikologi diantaranya adalah:
Psikologi
perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang
mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku
seseorang sejak lahir sampailanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan
erat dengan psikologi sosial, karena sebagian
besar perkembangan terjadi dalam konteks adanyainteraksi sosial. Dan juga berkaitan
erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan
individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut
Psikologi sosial
Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup,
yaitu :
·
studi
tentang pengaruh sosial terhadap proses
individu, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
·
studi
tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain
·
studi
tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.
Psikologi kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi
perkembangan danpsikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari
perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri
dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
Psikologi kognitif]
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari
kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan emosi.
Wilayah terapan psikologi
Wilayah terapan psikologi adalah
wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat
diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia dengan spesialisasi membuat wilayah
terapan ini rancu, misalnya, seorang ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja
pada HRD sebuah perusahaan, atau sebaliknya.
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan berusaha menciptakan
situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan
emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak
Psikologi industri
dan organisasi
Psikologi
industri memfokuskan pada menggembangan,
mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang
dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana
suatu organisasi memengaruhi dan
berinteraksi dengan anggota-anggotanya
Psikologi
kerekayasaan
Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk
meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (human
error)
Psikologi klinis
Adalah bidang studi psikologi dan juga
penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis
individu ke ambang normal.
Kritik Psikologi
Berdasarkan pengertian di atas kita
diharuskan mengetahui perbedaan budaya kita dengan budaya
pada saat psikologi muncul sebagai ilmu pengetahuan. Apakah kajian ilmu
tersebut sesuai dengan kebudayaan kita ataukah ada berbedaan di dalamnya.
Misalkan, ketika kita adalah suku pedalaman yang masih menggunakan cara berburu
dalam kehidupan sehari-hari maka berburu bisa menjadi tolak ukur kecerdasan kita sebagai
masyarakat pedalaman, bukan dilihat dari bagaimana kecerdasan itu diukur dari
bisa dan tidaknya kita menghitung matematika, menjawab soal-soal ujian,
menjawab serangkaian tes kecerdasan dan lain-lain. Kesesuaian teori psikologi
dengan kebudayaan kita itulah yang benar-benar harus kita pahami, sehingga
teori-teori tersebut adalah teori yang benar-benar relevan dengan kebudayaan
dan diri kita sebagai manusia.
Strukturalisme
Aliran
struktualisme adalah aliran yang dikembangkan oleh Titchener di Amerika.
Strukturalisme adalah aliran psikologi pertama yang dihasilkan dari
eksperimen-eksperimen yang dilakukan Wilhelm Wundt di Leipzig, Jerman. Sebelum
tahun 1879, banyak orang yang sudah mengenal psikologi, namun pada saat itu
belum ada yang menyebutkan dirinya sebagai sarjana psikologi. Sarjana-sarjana
yang mempelajari psikologi pada umumnya adalah para ahli filsuf, faal dan
dokter. Wundt sendiri awalnya adalah seorang dokter. Akan tetapi dengan
berdirinya labotarorium psikologinya, ia tidak lagi disebut sebagai dokter atau
ahli faal. Hal ini dikarenakan ia mulai melakukan dan memfokuskan diri pada
eksperimen-eksperimen yang dilakukan di laboratoriumnya. Strukturalisme dapat
dengan mudah diterima di Amerika dan Jerman, karena pada saat itu psikologi
merupakan hal yang baru. Masyarakat juga dengan mudah dapat menerima keberadaan
aliran struktualisme karena belum ada eksperimen dan aliran psikologi lain yang
muncul pada saat itu. Strukturalisme disebarkan dan dipopulerkan di Amerika
oleh Titchener dan bertahan hingga 25 tahun dan berakhir pada saat Titchener
wafat. Untuk memperdalam mengenai sejarah aliran ini, berikut akan dibahas dua
tokoh sentral dalam Strukturalisme.
Penelitian
Wundt tentang pengalaman dan kesadaran meliputi hal-hal seperti waktu merespon,
perhatian, hubungan kata, perasaan, sensasi dan persepsi. Wundt membagi dua
jenis pengalaman, yaitu perantara dan langsung. Pengalaman perantara contohnya
seperti cahaya dan gelombang suara. Pengalaman langsung seperti warna dan
tingkat suara (tone). Bagi Wundt, yang menjadi ranah psikologi ialah
terkait dengan pengalaman langsung. Selain itu, Wundt juga membagi menjadi dua
berdasarkan kesadaran yaitu sensasi dan persepsi (perasaan). Sebenarnya
terdapat kelas images, tetapi kontribusinya hanya sedikit dan tidak
memiliki perbedaan berarti dengan sensasi. Dalam persepsi, terdapat
istilah tridimensional theory of feelings, yaitu penjelasan Wundt
tentang persepsi. Ia membaginya menjadi tiga poros,pleasure/displeasure, tension/relaxation, danexcitement/depression.
Wundt menghubungkan kesadaran dengan perhatian (attention). Dalam hal
ini perhatian terwujud dalam bentuk apersepsi. Apersepsi berperan dalam
menentukan pusat perhatian kepada stimulus dan mengorganisir elemen-elemen
kesadaran menjadi satu kesatuan. Misalnya ketika melihat pohon, kita akan
melihatnya secara keseluruhan sebagai pohon, bukan dari elemen-elemen dasar
seperti saturasinya, terang-gelapnya, bentuknya yang menyusun pohon tersebut.
Wundt
merumuskan tujuan pencapaiannya dalam meneliti tentang kesadaran ini, yaitu:
1. Analisa
proses kesadaran menjadi elemen-elemen dasar
2. Mengetahui
bagaimana elemen-elemen tersebut saling terkait
3. Menentukan
hukum keterkaitan yang mencakup semua elemen-elemen tersebut
Contoh
terapan dari penelitian Wundt ialah dimana seorang observer diberikan stimulus
berupa potret diri. Ketika diminta menjelaskan pengalamannya saat diberikan
stimulus tersebut, observer yang sudah dilatih menjadi introspeksionis akan
menjabarkan pengalamannya secara parsial. Misalnya, “saya melihat warna hitam
di bagian atas dengan goresan-goresan kasar”, “saya merasakan permukaan yang
bergelombang dan tidak rata ketika menyentuh stimulus”, “saya melihat dominasi
warna kuning kecoklatan”, dan sebagainya. Akan keliru bagi introspeksionis jika
dalam menjabarkan pengalamannya malah menyebutkan hal-hal sebagai berikut,
“saya melihat potret diri”, “bagian atas terdapat rambut”, “permukaan kanvasnya
kasar”. Hal ini menjadi keliru, karena “potret diri”, “rambut”, dan “kanvas”
bukanlah elemen utama dari kesadaran, melainkan istilah dari konsep akan
sesuatu yang telah digeneralisasi dari elemen-elemen kesadaran tersebut.
Wundt
mengemukakan beberapa titik lemah dari psikologi. Kelemahan tersebut mendasar
dan terkait dengan metode introspeksi Wundt yang menyatakan bahwa dalam
penelitian, observer harus memenuhi empat kriteria untuk menjadi seorang
introspeksionis yang handal. Pertanyaannya adalah, “Ketika introspeksi
dilakukan oleh beberapa observer berbeda, akan mendapatkan hasil yang berbeda
pula (stimulus yang diberikan sama), lalu bagaimana peneliti menentukan jawaban
yang benar?”. Wundt berargumen bahwa metodenya dapat ditingkatkan dengan
Edward
Bradford Titchener
Selain
Wundt, tokoh lain yang cukup berpengaruh dalam aliran strukturalisme adalah
Edward Bradford Titchener. Wundt menyebarkan strukturalisme di Eropa, sedangkan
Titchener menyebarkan strukruralisme di Amerika. Titchener lahir pada tanggal 1
November 1867 dan meninggal pada tanggal 8 Maret 1927. Titchener memperoleh
beasiswa ke Oxford, di mana ia memulai studinya di filsafat dan sastra klasik.
Ia belajar satu tahun tambahan di Oxford dalam ilmu pengetahuan dengan
eksperimental fisiologi Burdon Sanderson. Ia belajar di Leipzig dengan menerima
gelar PhD pada tahun 1892. Titchener sempat kuliah beberapa saat di Oxford dan
menjadi dosen ekstensi dalam Biologi. Ia juga mengambil posisi di Cornell pada
tahun 1892 sebagai Profesor Psikologi dan dikembangkan di laboratoriumnya. Ia
berhasil menerbitkan 10 makalah di bidang Biologi pada saat awal bekerja. Ia
membentuk asosiasi psikologi eksperimental yang masih ada sampai sekarang
sebagai Masyarakat Psikolog Eksperimental. Ia pun mengembangkan gagasan dari
Wundt, namun ia banyak memisahkan diri dari ide gurunya tersebut. Titchener
berhasil menciptakan sistem psikologi struktural yang kemudian disebut studi
strukturalisme tentang struktur elemental kesadaran berdasarkan intropeksi
(Evans, 1991).
Menurut
Titchener, strukturalisme membicarakan tentang kesadaran. Kesadaran ini
merupakan sesuatu yang abstrak, sehingga metode yang digunakan untuk mengukur
kesadaran tersebut ialah introspeksi dari pengalaman. Titchener membedakan
kesadaran dengan mind. Mind itu sendiri merupakan
akumulasi pengalaman sadar sejak lahir hingga saat ini. Dalam
strukturalismenya, Titchener memperkenalkan konsep fisiologi-psikologi. Unsur
fisiologi dimasukkannya karena latar belakangnya yang merupakan lulusan
kedokteran. Sedangkan aspek fisiologi yang dimaksud ialah ruang, waktu, dan
massa. Ketiga aspek ini bersifat konkrit, yang mana dapat dinyatakan dalam
ukuran matematis. Aspek ruang diukur dalam satuan meter, aspek
waktu diukur dalam satuan sekon, dan aspek massa diukur dalam
satuan gram. Besaran ini merupakan sesuatu yang mutlak dan universal.
Pengalaman akan hal yang bersifat konkrit ini ternyata bisa berbeda-beda bagi
setiap individu. Misalnya untuk satuan waktu, menonton film dua jam akan terasa
lebih menyenangkan daripada belajar statistik selama dua jam. Bagi orang yang
tidak menyukai statistik, ia akan merasa waktu terasa sangat lama ketika
mempelajarinya, sedangkan bagi yang menonton film, ia tidak akan merasakan
bahwa sudah selama itu ia menonton. Inilah yang menjadi aspek psikologis, yaitu
kesadaran dari strukturalisme. Titchener juga membuat istilah stimulus eror
dalam strukturalismenya, “The stimulus error is, in fact, the material aspect
of what appears, in more formal guise, as the error of logical reflection or
of Kundgabe; it is an error both subtle and pervasive; and the more
closely our psychological [p. 489] method approximates the methods of
observation employed in other laboratories or in daily life, the greater is the
likelihood that our students fall victims to it.” (Titchener, 1912). Disamping
itu semua, Titchener juga mendirikan laboratorium Psikologi di Universitas
Cornell dan menggagaskan kajiannya di Amerika (Razali, Jantan & Hashim,
2004).
Dalam
alirannya, Wundt menetapkan aspek kualitas dan intensitas sama seperti
Titchener. Akan tetapi yang membedakannya ialah Titchener menambahkan elemen
durasi, kejelasan, dan perpanjangan (extensity) dalam strukturalismenya.
Dalam hal ini, Titchener menjawab pertanyaan “apa” tentang psikologi, yaitu
merujuk pada analisis introspektif dan sistematis terhadap suatu fenomena
psikologis. “The ideal introspective report is an accurate description, made in
the interests of psychology, of some conscious process. Causation, dependence,
development are then matters of inference” (Titchener, 1912).
Ada beberapa
kritik yang diajukan terhadap strukturalisme Titchener. Pertama, mengenai
metode introspeksinya. Immanuel Kant menyatakan bahwa segala percobaan mengenai
pengalaman kesadaran yang melibatkan introspeksi, akan mengubah pengalaman
kesadaran tersebut. Hal ini dikarenakan adanya variabel observasi yang
dimasukan ke dalam esensi dari pengalaman kesadaran tersebut. Auguste Comte
juga menentang, bahwa jika memangmind dapat melakukan observasi,
maka mind akan terbagi dua di saat yang sama, dimana yang satu
mengobservasi dan satunya melakukan aktivitas. Hal ini tidak mungkin terjadi
menurut Auguste Comte. Kritik terhadap metode introspeksi Titchener bisa
disebabkan karena definisi tentang metode intospeksi tersebut kurang ilmiah
atau spesifik. Titchener mengalami kesulitan dalam merumuskan definisi
tersebut, karenanya ia mengkaitkannya dengan kondisi eksperimental yang
spesifik.
Selain
itu, kritik juga ditujukan terkait dengan apa yang dilatih terhadap
introspeksionis dalam mengutarakan pengalaman kesadaran mereka. Ajaran didikan
Titchener diinstruksikan untuk tidak menggunakan beberapa kata saat
menyampaikan pengalaman kesadaran, seperti “aku melihat meja”. Kata “meja”
tidak memiliki arti ilmiah dalam hal ini, karena merupakan generalisasi dari
satuan elemen kesadaran yang sebenarnya menjadi fokus utamanya. Dari sini,
pertanyaan yang muncul menjadi, “Jika beberapa kata dihilangkan, maka sebaiknya
bagaimana introspeksionis tersebut dapat menyampaikan pengalamannya?”.
Titchener dalam hal ini berniat untuk membuat bahasa baru untuk
introspeksionis, tetapi hal ini tidak pernah terwujud.
Titchener juga
bersifat eksklusif, ia hanya memikirkan immediate experience atau
pengalaman langsung sebagai bahasan psikologi. Ia tidak menghiraukan
aplikasinya ke dunia nyata dan tidak terpengaruh oleh bahasan psikologi yang
sedang berkembang (sosial, abnormal, anak, hewan, dll). William James dalam
pragmatismenya, mengkritik strukturalisme tidak berguna, karena tidak bersifat
aplikatif.
Kritik yang
terakhir menyatakan bahwa introspeksi sebenarnya merupakan bentuk retrospeksi.
Hal ini karena setelah mengamali stimulus, terdapat rentang waktu bagi observer
untuk menceritakan pengalamannya. Padahal dalam penelitian Ebbinghaus dikatakan
bahwa manusia memiliki tingkat melupakan yang tinggi. Oleh karena itu, bisa
saja ada beberapa pengalaman yang terlewat.
Meskipun
terdapat banyak kritik, strukturalisme Titchener telah memberikan kontribusi
terhadap perkembangan psikologi masa kini. Titchener berpendapat psikologi
harus lepas dari kekuatan metafisika, pikiran awam, dan kepentingan kegunaan
atau terapan yang akan merusak integritasnya. Titchener bersama dengan Wundt
berupaya untuk mempertahankan integritas psikologi dengan membedakannya dari
fisika. Subjek pembahasan psikologi strukturalisme adalah proses kesadaran dan
bebas dari asosiasi (Brennan, 2006).
2.1. Pengertian
Psikologi
1. Ilmu Jiwa,
tingkah laku, perilaku.
2. Ilmu tentang
kehidupan mental (The science of mental life).
3. Crow &
Crow; Psychology is the study of human behavior and human relationship.
4. Tingkah laku
manusia, apa, mengapa dan bagaimana yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan,
factor-faktor apa yang mendorong manusia, memikirkan, merasakan dan melakukan
sesuatu.
Yang dipelajari
dalam psikologi
1. Segala
kegiatan/tindakan/perbuatan baik yang kelihatan maupun yang tidak, sadar
ataupun tidak sadar dan sengaja ataupun yang tidak.
2. Interaksi
antara manusia dengan manusia dan interaksi manusia dengan selain manusia.
Jenis tingkah laku
1. Nyata
(eksplisit, terbuka)Yaitu tingkah laku yang dapat diamati, contohnya tertawa
dan menangis.
2. Tidak nyata
(implisit, tertutup)Yaitu tingkah laku yang tidak bisa diamati, namun
indikatornya yang bias diamati. Misalnya berfikir, mengingat, merasakan,
berkhayal, sedih, senang, susah, bangga, dongkol dan seterusnya.
Obyek Psikologi
1. Material Yaitu
yang menyelidiki tentang manusia dan segala sifatnya
2. Formal Yaitu
yang tergantung dari aspek mana yang akan dipelajari/penekanannya.
Misalnya :
- Zaman Yunani s/d
abad pertengahan, obyek formalnya adalah hakekat manusia.
- Masa Deskartes,
gejala-gejala kesadaran (tanggapan, perasaan, emosi, hasrat dan kemauan).
- Aliran
behaviorisme (di AS abad ke 20) tingkah laku manusia yang tampak.
- Aliran Freud,
gejala ketidak sadaran manusia.
Pengelompokan Psikologi
1. Metafisika
Penyelidikan tentang hakekat kejiwaan (Plato + Aristoteles).
2. Empiris Yaitu
penyelidikan tentang gejala-gejala kejiwaan tingkat laku manusia dengan
menggunakan pengamatan, percobaan.
Hubungan antara
Psikologi dengan ilmu lain
1. Psikologi
dengan antropologi
2. Psikologi
dengan sosiologi
3. Psikologi
dengan fisiologi
2.2. Psikologi sebagai ilmu dan Ruang lingkup psikologi Karakter Ilmu
1. Melalui
penelitian ilmiah
2. Memiliki Obyek
tertentu.
3. Metode
penelitian tertentu.
4. Sistematika
yang teratur.
5. Mempunyai
sejarah tertentu.
Obyek psikologi
1. Materil ---
manusia
2. Formal ---
jiwa/perilaku
Metode Penelitian
1. Longitudinal
2. Cross -
sectional
Karakter
Penelitian Ilmiah
1. Sistematis
2. Terkontrol
3. Berdasarkan
data empiris
4. Teruji
5. Bersifat
obyektif
2.3. Aliran-aliran dalam psikologi
1. STRUKTURALISME
1. Tokoh : WILHELM WUNDT
2. Pendapatnya : Untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaaan kita harus mempelajari isi dan struktur jiwa seseorang.
3. Metode : Instrospeksi / mawas diri
4. Obyek : Kesadaran
Elemen mental / elemen-elemen yang lebih kecil
1. Jiwa
2. Kesadaran
3. Penginderaaan = penangkapan terhadap rangsang yang datang dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil
Perasaaan sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, tidak terlalu di pengaruh rangsangan dari luar.
Aliran Strukturalisme Tokoh WILHELM WUNDT berpendapat.
a. Untuk mempelajari gejala kejiwaan kita harus mempelajari isi dan struktur dari jiwa seseorang
b. Objek utama dalam psikologi adalah kesadaran
c. Pengalaman -pengalaman kesadaran di bagi atas 2 bagian yaitu pengindraan dan perasaan
1. Tokoh : WILHELM WUNDT
2. Pendapatnya : Untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaaan kita harus mempelajari isi dan struktur jiwa seseorang.
3. Metode : Instrospeksi / mawas diri
4. Obyek : Kesadaran
Elemen mental / elemen-elemen yang lebih kecil
1. Jiwa
2. Kesadaran
3. Penginderaaan = penangkapan terhadap rangsang yang datang dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil
Perasaaan sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, tidak terlalu di pengaruh rangsangan dari luar.
Aliran Strukturalisme Tokoh WILHELM WUNDT berpendapat.
a. Untuk mempelajari gejala kejiwaan kita harus mempelajari isi dan struktur dari jiwa seseorang
b. Objek utama dalam psikologi adalah kesadaran
c. Pengalaman -pengalaman kesadaran di bagi atas 2 bagian yaitu pengindraan dan perasaan
2. FUNGSIONALISME
Tokoh : WILLIAM JAMES (1842-1910)
Pendapatnya :
• Mempelajari fungsi / tujuan akhir aktivitas
• Semua gejala psikis berpangkal pada pertanyaan dasar yaitu apakah gunanya aktivitas itu
• Jiwa seseorang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan berfungsi untuk menyesuaikan diri- Lebih menekankan apa tujuan atau akhir dari suatu aktivitas
BAB STRUKTURALISME
FUNGSIONALISME 1 2
Asal Pendekatannya
Jerman (ahli
filsafat) Pengalaman di analisa dalam unsurnya
Amerika (Praktis
Pragmatis) Pengalaman di hubungkan untuk hidup / fungsinya penyesuaian diri.
3. ASOSIASISME
a. Tokoh : THOMAS HOBBES (1588-1679)
b. Pendapatnya : Jiwa terdiri 3 bagian
1. Sensation
2. Secall
3. Association
1. Sensation : Proses seseorang menerima rangsang
2. Secall : Proses seseorang memproduksi kembali yang dialami
3. Association : Penggabungan rangsang satu dengan rangsang yang lain lahirlah berpikir
c. Metode : Eksperimen
1. Thorndike, dalam law of readiness untuk mengajarkan sesuatu dengan baik kepada seseorang, maka orang tersebut harus ada kesiapan tentang hal-hal yang akan diajarkan (Hukum Pertautan)
2. Law of effect, suatu laku yang dalam situasi tertentu memberi kepuasan akan selalu di assosiasikan (di ulang lagi kalau ada kesempatan)
4. PSIKOANALISA / PSIKOLOGI DALAM
a. Tokoh : SIGMUND FREUD (1856-1939)
b. Pendapatnya : Kehidupan manusia di kuasai oleh alam ketidaksadaran
c. Metode : Eksperimen
Psikoanalisa sebagai teori kepribadian (gunung es)
Id = libido (dorongan seksual)
Ego = melaksanakan dorongan-dorongan
Super ego = penyaring / kontrol (kata hati)
(Dream as a Wishful Fillment)
5. BEHAVIORISME
a. Tokoh : JOHN BROADUS WATSON (1878-1958)
b. Pendapatnya : Mempelajari tingkah laku, tingkah laku yang nyata, yang terbuka, yang dapat di ukur secara obyektif.
Ilmu tentang tingkah laku, rangsang, kebiasaan, belajar.
Tingkah laku Tertutup : Tingkah laku, kontraksi otot-otot sekresu kelenjar (gerakan-gerakan yang lemah), berpikir (tidak bergerak-gerak secara halus sekali selama kita berpikir)
Terbuka :
6. PSIKOLOGI HORMIC
a. Tokoh : WILLIAM MC DOUGALL (1871-1944)
b. Pendapatnya : (Hampir sama Behaviorisme)
- Tiap-tiap tingkah laku ada yang mendasarinya yaitu tujuan / arah
- Tingkah laku tidak dapat dipelajari terlepas dari tujuannya
- Tingkah laku tanpa tujuan itu refleks
7. GESTALT
a. Tokoh : MAX WERTHEIMER (1880-1943)
b. Pendapatnya : Bahwa dalam alat kejiwaan tidak terdapat jumlah unsur-unsurnya melainkan Gestalt (keseluruhan) dan tiap-tiap bagian tidak berarti dan bisa mempunyai arti kalau bersatu dalam hubungan kesatuan.
ALIRAN ALIRAN
PSIKOLOGI
Apakah Anda sudah
tahu apa saja aliran-aliran yang terdapat dalam Psikologi??Pastinya belum
kan??Untuk itu mari kita mengenal dan memahami aliran-aliran dalam Psikologi.
Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai satu
disiplin ilmu yang mandiri, psikologi didominasi oleh gagasan serta usaha
mempelajari elemen-elemen dasar dari kehidupan mental orang dewasa
normal,melalui penelitian laboratorium dengan menggunakan metode
intropeksi.Karena adanya perkembangan dalam psikologi itu sendiri, sehingga
lahirlah aliran-aliran dalam psikologi.Aliran Psikologi terbagi menjadi 5
aliran,diantaranya yaitu :
Aliran
Strukturalisme (Structuralism)
Tokoh psikologi
Strukturalisme adalah Wilhelm Wundt. Yang mulai berkembang
pada abad ke-19 yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai suatu disiplin
ilmu yang mandiri. Menurut Wundt untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaaan kita
harus mempelajari isi dan struktur jiwa seseorang. Metode yang digunakan adalah
instrospeksi / Elemen mawas diri. Obyek yang dipelajari dalam psikologi ini
adalah Kesadaran.
Mental/elemen-elemen yang kecil yaitu jiwa, kesadaran, dan penginderaan (penangkapan terhadap rangsang yang dating dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil).Perasaaan sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, tidak terlalu di pengaruh rangsangan dari luar.
Mental/elemen-elemen yang kecil yaitu jiwa, kesadaran, dan penginderaan (penangkapan terhadap rangsang yang dating dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil).Perasaaan sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, tidak terlalu di pengaruh rangsangan dari luar.
Tokoh
strukturalisme lain adalah Edward Bradford Titchener.
Titchener merupakan orang Inggris yang mewakili pandangan-pandangan psikologi
Jerman (Wundt) di Amerika Serikat. Ia adalah murid dari Wundt dan ia
menerjemahkan beberapa buku Wundt dalam bahasa Inggris.
Aliran
Fungsionalisme (Functional Psychology)
Aliran ini
merupakan reaksi terhadap strukturalisme tentang keadaan-keadaan mental.
Fungsionalisme adalah suatu tendensi dalam psikologi yang menyatakan bahwa
pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi organism
biologis sebagai suatu jenis psikologi yang menggarisbawahi fungsi-fungsi dan
bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan
fenomena mental dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan
organism itu, dan bukan menggambarkan atau menganalisis fakta-fakta pengalaman
atau kelakuan atau suatu psikologi yang mendekati masalah pokok dari sudut
pandang yang dinamis, dan bukan dari sudut pandang statis.
Aliran psikologi
ini pada intinya merupakan doktrin bahwa proses atau keadaan sadar seperti
kehendak bebas, berpikir, beremosi, memersepsi, dan mengindrai adalah
aktivitas-aktivitas atau operasi-operasi dari sebuah lingkungan fisik dan tidak
dapat diberi eksistensi yang penting. Aktivitas ini memudahkan control
organisme, daya tahan hidup, adaptasi, keterikatan atau penarikan diri,
pengenalan, pengarahan, dan lain-lain.
Tokoh psikologi
fungsionalisme adalah WILLIAM JAMES (1842-1910)
James adalah filsuf dan psikolog dari Amerika. Pendapatnya:
James adalah filsuf dan psikolog dari Amerika. Pendapatnya:
- Mempelajari
fungsi / tujuan akhir aktivitas
- Semua gejala
psikis berpangkal pada pertanyaan dasar yaitu apakah gunanya aktivitas itu
- Jiwa
seseorang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan berfungsi untuk
menyesuaikan diri. Psikologi ini lebih menekankan apa tujuan atau akhir
dari suatu aktivitas. Dan tokoh lain aliran ini adalah James R.
Angell dan John Dewey.
Aliran
Psikoanalisis
Aliran
behaviourisme dianggap gagal karena tidak memperhitungkan faktor kesadaran
manusia. Aliran behaviourisme tidak memperhitungkan faktor pengalaman subjektif
masing-masing individu (cinta, keberanian, keimanan, harapan dan putus asa).
Jadi aliran ini gagal memperhitungkan kesadaran manusia dan motif-motif tidak
sadarnya.
Kemudian muncullah
aliran berikut: psikoanalisis. Psikoanalisis disebut sebagai depth
psychology yang mencoba mencari sebab-sebab perilaku manusia pada
alam tidak sadarnya. Tokoh dari aliran ini adalah Sigmund Freud seorang
neurolog berasal dari Wina, Austria akhir abad ke-19. Aliran ini berpendapat
bahwa manusia adalah makhluk yang berkeinginan (homo volens).
Dalam pandangan
Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang
tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya.
Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita
akses(preconscious) dan ada yang sulit kita bawa kea lam
tidak sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah
tinggal dua struktur mental yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
a.
Id atau Es, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan
kesenangan semata yaitu dorongan atau ambisi dari dalam diri yang tidak dapat
dikendalikan dan harus terpenuhi tanpa berpikir rasional terlebih dahulu.
b.
Ego atau Ich, adalah pengawas realitas dimana ego berfungsi
menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar.
c.
Super-ego atau Uber Ich, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang
diserap individu dari lingkungannya.Dimana setiap orang dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang salah. Biasa disebut dengan Hati Nurani.
Sebagai contoh:
Pada suatu ketika
dijalan Anda menemukan Dompet dimana dompet tersebut berisi sejumlah uang yang
tidak sedikit,ada kartu identitas pemilik,kartu penting seperti kartu
kredit(ATM) dan pada waktu itu Anda sedang membutuhkan biaya untuk membayar SPP
yang sudah nunggak selama 2bulan. Id mengatakan
pada Anda: “Ambil saja dompet itu, toh tak ada yang tahu, lumayan bisa buat
bayar SPP!”. Sedangkan ego berkata:”Lihat dulu,
jangan-jangan nanti ada yang tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan
lakukan, itu bukan hak kamu!”.
Pada masa
kanak-kanak,kita dikendalikan sepenuhnya oleh id, dan pada tahap
ini oleh Freud disebut sebagai primary process thinking. Anak-anak
akan mencari pengganti jika tidak menemukan yang dapat memuaskan
kebutuhannya (bayi akan mengisap jempolnya jika tidak mendapat dot
misalnya).
Sedangkan ego akan
lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua dan pada orang dewasa. Di
sini disebut sebagai tahap secondary process thinking.
Manusia sudah dapat menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap untuk
memilih tidak jajan demi ingin menabung). Walau begitu kadangkala pada
orang dewasa muncul sikap seperti primary process thnking,
yaitu mencari pengganti pemuas keinginan(menendang tong sampah karena merasa
jengkel mendapat nilai jelek).
Proses pertama
adalah apa yang dinamakan EQ (emotional quotient), sedangkan
proses kedua adalah IQ (intelligence quotient) dan
proses ketiga adalah SQ (spiritual quotient).
Keberhasilah
seseorang ditentukan pada ke-3 tingkat kecerdasan tersebut,karena dalam hidup
tidak cukup dengan Kecerdasan Intelektual saja tetapi harus diseimbangkan
dengan Kecerdasan Emosionalnya dan Kecerdasan Spiritualnya.
Aliran Psikologi
Gestalt (Gestalt Psychology)
Kata “Gesalt” berasal
dari bahasa Jerman yang dalam bahasa Inggris berarti shape atau
bentuk. Karena tidak ditemukan arti yang sesuai maka gesalt tetap dipakai.
Tokoh psikologi ini adalah Max Wertheimer (1880-1943). Yang
berpendapat bahwa dalam alat kejiwaan tidak terdapat jumlah unsur-unsurnya
melainkan Gestalt (keseluruhan) dan tiap-tiap bagian tidak berarti dan bisa
mempunyai arti kalau bersatu dalam hubungan kesatuan.
Para ahli Gestalt,
selain Wertheimer, Koffka,Kohler, juga termasuk Solomon Asch dan Kurt
Lewin,terdapat ahli-ahli Jerman dan Austria terkemuka seperti Rudolf Allers, Magda
Arnold, Charlote,serta Karl Buhler, Albin Gilbert, Hans Hahn, Fritz Heider,
Martin Scheerer, Wilhelm Stern, dan Heinz Werner.
Aliran
Behaviorisme (Behaviorism)
Behaviorisme
adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B.
Watsontahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus
Frederic Skinner.Aliran ini sering dikaitkan sebagai aliran ilmu jiwa
namun tidak peduli pada jiwa. Pada akhir abad ke-19, Ivan Petrovic
Pavlov memulai eksperimen psikologi yang mencapai puncaknya pada
tahun 1940 - 1950-an. Di sini psikologi didefinisikan sebagai sains dan
sementara sains hanya berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat dan diamati
saja.
Sedangkan ‘jiwa’
tidak bisa diamati, maka tidak digolongkan ke dalam psikologi. Aliran ini
memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang
dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning). Sikap
yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive
behaviour atau perilaku menyimpang. Salah satu contoh
adalah ketika Pavlov melakukan eksperimen terhadap seekor anjing. Di depan
anjing eksperimennya yang lapar, Pavlov menyalakan lampu. Anjing tersebut tidak
mengeluarkan air liurnya. Kemudian sepotong daging ditaruh dihadapannya dan
anjing tersebut terbit air liurnya. Selanjutnya begitu terus setiap kali lampu
dinyalakan maka daging disajikan. Begitu hingga beberapa kali percobaan,
sehingga setiap kali lampu dinyalakan maka anjing tersebut terbit air liurnya
meski daging tidak disajikan. Dalam hal ini air liur anjing menjadi conditioned
response dan cahaya lampu menjadiconditioned stimulus.
Percobaan yang
hampir sama dilakukan terhadap seorang anak berumur 11 bulan dengan seekor
tikus putih. Setiap kali si anak akan memegang tikus putih maka dipukullah
sebatang besi dengan sangat keras sehingga membuat si anak kaget. Begitu
percobaan ini diulang terus menerus sehingga pada taraf tertentu maka si anak
akan menangis begitu hanya melihat tikus putih tersebut. Bahkan setelah itu dia
menjadi takut dengan segala sesuatu yang berbulu: kelinci, anjing, baju berbulu
dan topeng Sinterklas. Ini yang dinamakan pelaziman dan untuk mengobatinya kita
bisa melakukan apa yang disebut sebagai kontrapelaziman (counterconditioning).
Selasa, 07 Juni
2011
ALIRAN-ALIRAN
PSIKOLOGI
presented by
eukaristia at 09:03
A.
aliran fungsionalisme
Ciri
Fungsionalisme
Lebih menekankan
pada fungsi mental daripada elemen-elemen mental.
Fungsi-fungsi
psikologis adalah adaptasi terhadap lingkungan sebagaimana adaptasi biologis
Darwin. Kemampuan individu untuk berubah sesuai tuntutan dalam hubungannya
dengan lingkungan adalah sesuatu yang terpenting
Fungsionalisme
juga sangat memandang penting aspek terapan atau fungsi dari psikologi itu
sendiri bagi berbagai bidang dan kelompok manusia.
Aktivitas mental
tidak dapat dipisahkan dari aktivitas fisik, maka stimulus dan respon adalah
suatu kesatuan
Psikologi sangat
berkaitan dengan biologi dan merupakan cabang yang berkembang dari biologi.
Maka pemahaman tentang anatomi dan fungsi fisiologis akan sangat membantu
pemahaman terhdap fungsi mental.
Menerima berbagai
metode dalam mempelajari aktivitas mental manusia. Meskipun sebagian besar
riset di Uni. Chicago (pusat berkembangnya aliran fungsionalisme) menggunakan
metode eksperimen, pada dasarnya aliran fungsionalisme tidak berpegang pada
satu metode inti. Metode yang digunakan sangat tergantung dari permasalahan
yang dihadapi
Tokoh-tokoh
John Dewey
(1859-1952)
Latar belakangnya
adalah seorang guru dan mendapat gelar PH.D dalam bidang filsafat. Ia kemudian
mengajar di University of Chicago dan ikut dalam perkembangan fungsionalisme di
Chicago. Tahun 1904 pindah ke Columbia University dan tinggal di sana hingga
akhir hayatnya.
Pandangan utamanya
bahwa sebuah aksi psikologis adlaah suatu kesatuan yang utuh, tidak dapat
dipecah ke dalam bagian-bagian atau elemen (seperti yang dilakukan oleh
strukturalisme). Maka setiap psychological events tidak bisa dipandang sebagai
konstruk-konstruk abstrak. Akan lebih bermanfaat apabila difokuskan pada fungsi
psy. Events tersebut, yaitu dalam konteksnya sebagai adaptasi manusia. Contoh :
anak yang mengulurkan jarinya sebagai respon adanya api dan terbakar.
James Rowland
Angell (1867-1949)
Berasal dari
keluarga terpelajar, ayah dan kakeknya pernah menjabat sebagai rektor dari
universitas besar di AS. Ia memperoleh gelar M.A. dari Harvard dan menjadi
murid William James di sana. Sepanjang karirnya ia tidak pernah mendapat gelar
Ph.D namun memperoleh 23 gelar doktor honoris causa. Ia menjabat kepala
departemen psikologi dan pernah menjabat sebagai presiden dari APA.
Angell adalah
seorang yang kritikal terhadap strukturalisme. Pada masa keaktifannya, aliran
fungsionalisme sedang berkembang dan berjuang untuk memperoleh tempat yang
mapan dalam khasanah dunia ilmu sehingga juga memunculkan banyak kritik terhadap
aliran strukturalisme yang sudah lebih dlu mapan. Baginya, psychological entity
tidak ada yang dapat dipisah-pisah seperti sel dalam ilmu biologi.
Psychological entity adalah sebuah kompleks yang kita kenal sebagai persepsi.
Hal ini jelas tidak sejalan dengan strukturalisme.
Functional
psychology adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari
fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan
lingkungannya. Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan mind and
body.
Harvey A. Carr
(1873-1954)
Carr menggantikan
Angell sebagai Kepala Departemen Psikologi di Chicago setelah menerima gelar
Ph.Dnya. Pada masa ini fungsionalisme sudah menjadi aliran yang mapan dan tidak
terlalu bersaing lagi dengan strukturalisme
Bagi Carr, aspek
penting dari psikologi adalah perilaku adaptif manusia. Ia menjelaskan berbagai
fungsi mental manusia (perception, learning, emotion dan thinking )dengan
kerangka berpikir perilaku adaptif manusia.
Sumbangan
Mengembangkan
ruang lingkup psikologi dari segi kelompok subyek (anak, binatang) maupun
bidang kajian (psikologi abnormal, psychological testing, psikologi terapan).
Hal ini dimungkinkan karena aliran fungsionalisme lebih terbuka kepada
perbedaan individual dan bidang aplikasi daripada strukturalisme. Salah satu
pelopor psychological testing adalah James McKeen Cattell, mantan murid Wundt.
Selanjutnya bidang psychological testing ini menjadi salah satu bidang kajian
penting dan paling populer dalam psikologi.
Memperkenalkan
pentingnya perilaku nyata sebagai representasi dari aktivitas mental. Pandangan
ini mempersiapkan jalan bagi berkembangnya aliran baru, behaviorisme yang
berpegang pada perilaku nyata sebagai satu-satunya obyek psikologi
Memperkenalkan
konsep penyesuaian diri sebagai obyek psikologi. Konsep adaptasi dan adjustmen
ini menjadi konsep yang sangat penting dan sentral bagi beberapa bidang studi
psikologi selanjutnya, seperti kesehatan mental dan psikologi abnormal.
Kritik terhadap
Fungsionalisme
Kritik utama dari
aliran strukturalisme adalah lebih pentingnya isi/elemen mental daripada
prosesnya. Pada masa dimana terjadi persaingan ketat antara fungsionalisme dan
strukturalisme, kritik ini cukup mendapat perhatian penting.
Kurang adanya
fokus yang jelas dan terarah dalam aliran fungsionalisme. Para tokoh tidak
pernah terlalu jelas dan elaboratif dalam mengungkapkan konsep-konsepnya dalam
karya mereka. Akibatnya aliran ini dianggap tidak terlalu utuh dan terintegrasi
dan berdampak pada posisinya yang kurang kuat sebagai sebuah sistem.
Bersifat
teleological, sesuatu ditentukan oleh tujuannya. Hal ini menggambarkan
orientasi pragmatisme yang seringkali dikritik sebagai lebih berorientasi pada
hasil dan tidak memperhatikan proses.
Terlalu eklektik,
mencampurkan berbagai ide dan konsep dari beragam sumber sehingga terkesan
kompromistis dan kehilangan bentuk asli. Pada dasarnya, fungsionalisme memang
tidak ingin muncul sebagai sebuah aliran yang strict dan lebih memilih untuk
dapat lebih fleksibel dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Komentar :
Fungsionalisme
tidak bertahan lama juga sebagai sebuah aliran, sama seperti strukturalisme
yang sering ditentangnya. Meskipun demikian, banyak ide-ide aliran ini yang
kemudian diserap oleh aliran besar psikologi modern di AS.
B.
aliran behaviorisme
Behaviorisme
muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari
pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan
lanjutan dari fungsionalisme.
Behaviorisme
secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi
dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.
Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam
elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme
sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa
dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental
Meskipun pandangan
Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman tentang psikologi
secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya Behaviorisme lebih sebagai
perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme
sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.
PRINSIP DASAR
BEHAVIORISME
Perilaku nyata dan
terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau
mental yang abstrak
Aspek mental dari
kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene,
harus dihindari.
Penganjur utama
adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah
dari ilmu psikologi yang benar.
Dalam
perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para
behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya
pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan
mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt
behavior tetap terjadi.
Aliran
behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat
positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
Banyak ahli (a.l.
Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu
behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
Tokoh-tokoh
B.F. Skinner
Prinsip-prinsip
utama pandangan Skinner:
Descriptive
behaviorism, pendekatan eksperimental yang sistematis pada perilaku yang
spesifik untuk mendapatkan hubungan S-R. Pendekatannya induktif. Dalam hal ini
pengaruh Watson jelas terlihat
Empty organism,
menolak adanya proses internal pada individu.
Menolak
menggunakan metode statistical, mendasarkan pengetahuannya pada subyek tunggal
atau subyek yang sedikit namun dengan manipulasi eksperimental yang terkontrol
dan sistematis.
Konsep-konsep
utama:
1. Proses operant
conditioning:
Memilah perilaku
menjadi respondent behavior dan operant behavior. Respondent terjadi pada
kondisioning klasik, dimana reinforcement mendahului UCR/CR. Dalam kondisi
sehari-hari yang lebih sering terjadi adalah operant behavior dimana
reinforcement terjadi setelah response.
Positive dan
negative reinforcers [kehadirannya PR menguatkan perilaku yang muncul,
sedangkan justru ketidakhadiran NR yang akan menguatkan perilaku].
Extinction:
hilangnya perilaku akibat dari dihilangkannya reinforcers
Schedules of
reinforcement, berbagai variasi dalam penjadwalan pemberian reinforcement dapat
meningkatkan perilaku namun dalam kadar peningkatan dan intensitas yang
berbeda-beda (lih Lundin, 1991 fig. 4.p.213)
Discrimination :
organisma dapat diajarkan untuk berespon hanya pada suatu stimulus dan tidak
pada stimulus lainnya. Caranya adalah secara konsisten memberi reinforcement
hanya pada respon bagi stimulus yang diinginkan dan tidak pada respon terhadap
stimulus lainnya.
Secondary
reinforcement, adalah stimulus yang sudah melalui proses
pemasangan/kondisioning dengan reinforcer asli sehingga akhirnya bisa
mendapatkan efek reinforcement sendiri. Dalam kenyataan riil kehidupan manusia,
hampir semua yang kita anggap sebagai reinforcement adalah secondary
reinforcer.
Aversive
conditioning, proses kondisioning dengan melibatkan suasana tidak menyenangkan.
Hal ini dilakukan dengan punishment. Reaksi organisme adalah escape atau
avoidance.
2. Behavior
Modification
Adalah penerapan
dari teori Skinner, sering juga disebut sebagai behavior therapy. Merupakan
penerapan dari shaping (pembentukan TL bertahap), penggunaan positive
reinforcement secara selektif, dan extinction. Pendektan ini banyak diterapkan
untuk mengatasi gangguan perilaku.
Kritik terhadap
Skinner:
Pendekatannya yg
lebih bersifat deskriptif dan kurang analitis dianggap kurang valid sebagai
sebuah teori
Validitas dari
kesimpulan yang diambilnya yang merupakan generalisasi berlebihan dari satu
konteks perilaku kepada hampir seluruh perilaku umum
Pandangan ‘empty
organism’ mengundang kritik dari pendukung aspek biologis dan psikologi kognitif
yang percaya pada kondisi internal mansuia, entah itu berupa proses biologis
atau proses mental
Sumbangan Skinner:
Salah seorang
psikolog yang pandangannya paling berpengaruh dan banyak dirujuk oleh para
psikolog lainnya
Mengembangkan
sejumlah prinsip-prinsip psikologis yang cukup terbukti aplikatif terhadap
masalah-masalah perilaku yang nyata karena didukung oleh hasil-hasil eksperimen
yang jelas
Memberikan ide
kreatif dan baru bagi metode dalam belajar dan terapi yang konvensional
Albert Bandura
(1925 - ..)
Bandura lahir di
Canada, memperoleh gelar Ph. D dari University of Iowa dan kemudian mengajar di
Stanford Uni.
Sebagai seorang
behaviorist, Bandura menekankan teorinya pada proses belajar tentang respon
lingkungan. Oleh karenya teorinya disebut teori belajar sosial, atau modeling.
Prinsipnya adalah
perilaku merupakan hasil interaksi resiprokal antara pengaruh tingkah laku,
koginitif dan lingkungan. Singkatnya, Bandura menekankan pada proses modeling
sebagai sebuah proses belajar.
Teori utama :
Observational
learning atau modeling adalah faktor penting dalam proses belajar manusia.
Dalam proses
modeling, konsep reinforcement yang dikenal adlaah vicarious reinforcement,
reinforcement yang terjadi pada orang lain dapat memperkuat perilaku individu.
Self-reinforcement, individu dapat memperoleh reinforcement dari dalam dirinya
sendiri, tanpa selalu harus ada orang dari luar yang memberinya reinforcement.
Menekankan pada
self-regulatory learning process, seperti self-judgement, self-control, dan
lain sebagainya.
Memperkenalkan
konsep penundaan self-reinforcement demi kepuasan yang lebih tinggi di masa
depan
Sumbangan Bandura:
Bandura membuka
perspektif baru dalam aliran behavioristik dengan menekankan pada aspek
observasi dan proses internal individu. Bagi mereka yang beraliran kognitif,
pandangan Bandura ini dirasakan lebih lengkap dibandingkan pandangan ahli
behavioristik lainnya.
Teorinya ini juga
didukung oleh percobaan eksperimental yang dapat dipertanggungjawabkan
Kritik terhadap
Bandura
Kritik terutama datang
dari kelompok aliran behavioristik keras, yang memandang Bandura lebih tepat
untuk dimasukan dalam kelompok aliran kognitif dan tidak diakui sebagai bagian
dari behavioristik. Penyebab utamanya karena pandangan Bandura yang kental
aspek mentalnya.
C.
aliran psikoanalisa
Psikoanalisa dapat
dikatakan sebagai aliran psikologi yang paling dikenal meskipun mungkin tidak
dipahami seluruhnya. Namun psikoanalisa juga merupakan aliran psikologi yang
unik, tidak sama seperti aliran lainnya. Aliran ini juga yang paling banyak
pengaruhnya pada bidang lain di luar psikologi, melalui pemikiran Freud.
Tokoh-tokoh
1. Sigmund Freud
(1856-1939)
Pemikiran dan
teori
Freud membagi mind
ke dalam consciousness, preconsciousness dan unconsciousness. Dari ketiga aspek
kesadaran, unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting dalam
menentukan perilaku manusia (analoginya dengan gunung es). Di dalam
unsconscious tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan
instink. Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan
unconscious, berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja.
Consciousness hanyalah bagian kecil dari mind, namun satu-satunya bagian yang
memiliki kontak langsung dengan realitas.
Freud
mengembangkan konsep struktur mind di atas dengan mengembangkan ‘mind
apparatus’, yaitu yang dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan menjadi
konstruknya yang terpenting, yaitu id, ego dan super ego.
Id adalah struktur
paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut
prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera.
Ego berkembang
dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan
atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai
baik buruk dan moral.
Superego
merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntuta moral.
Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan
rasa salah.
Ego selalu
menghadapi ketegangan antara tuntutan id dan superego. Apabila tuntutan ini
tidak berhasil diatasi dengan baik, maka ego terancam dan muncullah kecemasan
(anxiety). Dalam rangka menyelamatkan diri dari ancaman, ego melakukan reaksi
defensif /pertahanan diri. Hal ini dikenal sebagai defense mecahnism yang
jenisnya bisa bermacam-macam, a.l. repression.
c. Sumbangan Freud
Sebagai orang
pertama yang menyentuk konsep-konsep psikologi seperti peran ketidaksadaran
(unconsciousness), anxiety, motivasi, pendekatan teori perkembangan untuk
menjelaskan struktur kepribadian
Posisinya yang
kukuh sebagai seorang deterministik sekaligus menunjukkan hukum-hukum perilaku,
artinya perilaku manusia dapat diramalkan
Freud juga
mengkaji produk-produk budaya dari kacamata psikoanalisa, seperti puisi, drama,
lukisan, dan lain-lain. Oleh karenanya ia memberi sumbangan juga pada analisis
karya seni
d. Kritik Freud
Metode studinya
yang dianggap kurang reliabel, sulit diuji secara sistematis dan sangat
subyektif
Konstruk-konstruk
teorinya juga sulit diuji secara ilmiah sehingga diragukan keilmiahannya.
Beberapa konsepnya bahkan dianggap fiksi, seperti Oedipus complex
Bagi aliran
behaviorist, yang dilakukan Freud adalah mempelajari intervening variable
D.
aliran gestalt
Istilah “Gestalt”
mengacu pada sebuah objek/figur yang utuh dan berbeda dari penjumlahan
bagian-bagiannya.
Aliran Gestalt
muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt. Pandangan
Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih
kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk
kesatuannya juga hilang.
Tokoh Gestalt
Max Wertheimer
(1880-1943)
Belajar pada
Kuelpe, seorang tokoh aliran Wuerzburg. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler
(1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya
menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt
bersama-sama dnegan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di
sana.
Konsep pentingnya
: phi phenomenon (bergeraknya obyek statis menjadi rangkaian gerakan yang
dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian
memungkinkan manusia melakukan interpretasi).
Dengan konsep ini,
Wertheimer menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita
terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali bukan proses fisik, tetapi
proses mental. Dengan pernyataan ini ia menentang pendapat Wundt yang menunjuk
pada proses fisik sebagai penjelasan phi phenomenon.
Prinsip dasar
Gestalt.
Interaksi antara
individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field. Setiap perceptual
field memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia sebagai
figure and ground. Oleh karena itu kemampuan persepsi ini merupakan fungsi
bawaan manusia, bukan skill yang dipelajari. Pengorganisasian ini mempengaruhi
makna yang dibentuk.
Prinsip-prinsip
pengorganisasian:
Principle of
Proximity: Organisasi berdasarkan kedekatan elemen
Principle of
Similarity: Organisasi berdasarkan kesamaan elemen
Principle of
Objective Set: Organisasi berdasarkan mental set yang sudah terbentuk
sebelumnya
Principle of
Continuity: Organisasi berdasarkan kesinambungan pola
Principle of
Closure/ Principle of Good Form: Organisasi berdasarkan “bentuk yang sempurna”
Principle of
Figure and Ground: Organisasi berdasarkan persepsi terhadap bentuk yang lebih
menonjol dan dianggap sebagai “figure”. Dimensi penting dalam persepsi figur
dan obyek adalah hubungan antara bagian dan figure, bukan karakteristik dari
bagian itu sendiri. Meskipun aspek bagian berubah, asalkan hubungan bagian-figure
tetap, persepsi akan tetap. Contoh : perubahan nada tidak akan merubah persepsi
tentang melodi.
Principle of
Isomorphism: Organisasi berdasarkan konteks.
E.
aliran humanistik
Muncul sebagai
kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan
pesimistik ala psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut sebagai the third
force (the first force is behaviorism, the second force is psychoanalysis).
Prinsip utama
Memahami manusia
sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju dengan usaha untuk
mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit dan kaku
(behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang mekanistis. Manusia
harus berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia
harus mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap.
Metode yang
digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari sejarah hidupnya
sehingga muncul keunikan individual.
Mengakui
pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan
keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia adalah
berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam
hal ini intensi dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan
eksistensi manusia
Mind bersifat
aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan kemampuannya
sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan judgement.
Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah kreativitas. Melalui
kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan potensinya.
Pandangan
humanistic banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan konseling. Tujuannya
adalah meningkatkan pemahaman diri.
Tokoh
Carl Rogers (1902
– 1988)
Lahir di Illinois
dan sejak kecil menerima penanaman yang ketat mengenai kerja keras dan nilai
agama Protestan. Kelak kedua hal ini mewarnai teori-teorinya. Setelah
mempelajari teologi, ia masuk Teacher’s College di Columbia Uni, dimana banyak
tokoh psikologi mengajar. Di Columbia Uni ia meraih gelar Ph.D.
Rogers bekerja sbg
psikoterapis dan dari profesinya inilah ia mengembangkan teori humanistiknya.
Dalam konteks terapi, ia menemukan dan mengembangkan teknik terapi yang dikenal
sebagai Client-centered Therapy. Dibandingkan teknik terapi yang ada masa itu,
teknik ini adalah pembaharuan karena mengasumsikan posisi yang sejajar antara
terapis dan pasien (dalam konteks ini pasien disebut klien). Hubungan
terapis-klien diwarnai kehangatan, saling percaya, dan klien diberikan
diperlakukan sebagai orang dewasa yang dapat mengambil keputusan sendiri dan
bertanggungjawab atas keputusannya. Tugas terapis adalah membantu klien
mengenali masalahnya, dirisnya sendiri sehingga akhrinya dapat menemukan solusi
bagi dirinya sendiri.
Keseluruhan
pengalaman eksternal dan internal psikologis individu membentuk organisma.
Organisma adalah kenyataan yang dihayati individu, dan disebut sebagai
subjective reality, unik dari satu individu ke individu lainnya. Self (diri)
berkembang dari organisma. Semakin koheren organisma dan self, semakin sehat
pribadi tersebut dan sebaliknya.
Sebagaimana ahli
humanistic umumnya, Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep
aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri
dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi cirri seluruh manusia.
Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal
dan menghasilkan cirri unik manusia seperti kreativitas, inovasi, dan
lain-lain.
Abraham Maslow
(1908-1970)
Maslow dikenal
dengan teori motivasinya. Teori ini mengasumsikan bahwa perkembangan psikologis
manusia didorong oleh hirarki kebutuhannya, yaitu physiological needs, safety
needs, love & belonging needs, esteen needs, dan self-actualization.
Evaluasi Humanistik
Aliran humanistic
menyumbangkan arah yang positif dan optimis bagi pengembangan potensi manusia,
disebut sebagai yang mengembalikan hakikat psikologi sbg ilmu tentang manusia
Kritik terutama
diarahkan pada perspektif dan metodenya yang subyektif, dan tidak reliable.
Komentar :
Berlawanan dengan
perkiraan para ahli yang menentangnya, aliran humanistic bertahan dan bahkan
semakin banyak pengikutnya. Humanistik bahkan dapat dikatakan sebagai agama
untuk sementara ahli.
Komentar
Posting Komentar