MAKALAH SOSILOGI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN VERSI GOPRET
MAKALAH SOSIOLOGI
“SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN”
Disusun Oleh :
Nama : ABDUL GOFUR ,S.Kom , SH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena atas rahmat dankarunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan, baik dari segi
isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik
dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini selanjutnya, akan
kami terima dengan senang hati.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Karena tanpa bantuan dari mereka makalah ini tak
akan dapat kami selesaikan dengan baik. Semoga informasi yang ada dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Tegal, November 2013
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul ....................................................................................................... 1
Kata Pengantar.......................................................................................................
2
Daftar Isi ................................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan ................................................................................................ 4
Bab II Pembahasan ................................................................................................ 5
Bab III Penutup ..................................................................................................... 10
Daftar pustaka ....................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia berbeda dari binatang.Perilaku
pada binatang dikendalikan oleh instink/naluri yang merupakan bawaan sejak awal
kehidupannya. Binatang tidak menentukan apa yang harus dimakannya, karena hal
itu sudah diatur oleh naluri. Binatang dapat hidup dan melakukan hubungan
berdasarkan nalurinya
Manusia merupakan mahluk tidak berdaya
kalau hanya mengandalkan nalurinya.Naluri manusia tidak selengkap dan sekuat
pada binatang.Untuk mengisi kekosongan dalam kehidupannya manusia mengembangkan
kebudayaan. Manusia harus memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga
kebiasaan-kebiasaan lain yang kemudian menjadi bagian dari kebudayaannya.
Manusia mengembangkan kebiasaan tentang apa yang dimakan, sehingga terdapat
perbedaan makanan pokok di antara kelompok/masyarakat. Demikian juga dalam hal
hubungan antara laki-laki dengan perempuan, kebiasaan yang berkembang dalam
setiap kelompok menghasilkan bermacam-macam sistem pernikahan dan kekerabatan
yang berbeda satu dengan lainnya.
Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan
pada manusia/masyarakat diperoleh melalui proses belajar, yang disebut
sosialisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian sosialisasi dan kepribadian?
2. Apa
sajakah agen-agen sosialisai?
3. Apa
sajakah factor-faktor pembentuk kepribadian?
C. Tujuan
1. Menjelaskan
pengertian sosialisasi dan kepribadian
2. Menjelaskan
agen dan jenis- jenis sosialisasi
3. Menjelaskan
factor-faktor pembentuk kepribadian
D. Manfaat
Untuk
menambah pengetahuan penulis dan juga para pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sosialisasi
Secara sederhana sosialisasi adalah
sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan cara individu
mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar
dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya. Adapun
definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain:
Sosialisasi adalah proses yang
membantuk individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, tentang cara hidup
dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana
seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat.
3. Bruce J. Cohen
Sosialisasi adalah proses-proses
manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh
kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai
individu maupun sebagai anggota.
2. Tujuan Sosialisasi
1. Memberi keterampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah
masyarakat tempat dia menjadi salah satu anggotanya.
2. Menambah kemampuan berkomunikasi secara
efektif dan efisien serta mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis,
dan bercerita.
3. Membantu pengendalian fungsi organik
yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang tepat.
4. Membiasakan individu dengan dengan
nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
5. Untuk mengetahui lingkungan alam
sekitar.
6. Untuk mengetahui lingkungan sosial,
tempat individu bertempat tinggal termasul lingkungan sosial yang baru.
7. Untuk mengetahui nilai-nilai dan
norma-norma dalam masyarakat.
8. Untuk mengetahui lingkungan
sosial-budaya suatu masyarakat.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Proses Sosialisasi
1. Faktor intrinsik, merupakan
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Seringkali disebut dengan
pembawaan atau warisan biologis. Bentuk nyata dari faktor intrinsik ini antara
lain postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni, olahraga, ketrampilan-ketrampilan, IQ
atau tingkat kecerdasan, dll.
2. Faktor ekstrinsik, adalah faktor-faktor
yang berasal dari luar diri seorang individu. Faktor ekstrinsik ini berupa
faktor lingkungan sosial budaya, tempat seorang individu hidup dan melaksanakan
pergaulan dengan warga masyarakat yang lain. Adapun kondisi faktor ekstrinsik
antara lain, kondisi lingkungan masyarakat setempat, kondisi lingkungan
pergaulan, kondisi lingkungan pendidikan, kondisi lingkungan pekerjaa, kondisi
lingkungan masyarakat luas, termasuk sebagai sarananya adalah media massa baik
media massa cetak maupun elektronik.
4. Tahapan Sosialisasi
Tahapan sosialisasi menurut George
Herbert Mead dapat dibedakan melalui tahap-tahap:
4.1. Tahap persiapan (preparatory
stage)
Tahap ini dialami sejak manusia
dilahirkan saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya,
termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga,
anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
4.2. Tahap meniru (play stage)
Tahap ini ditandai dengan makin
sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang
dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa
nama orang tuanya, kakaknya, dsb. Dengan kata lain kemampuan untuk menempatkan
diri pada posisi orang lain jika mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran
bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak telah
mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang
dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri yakni asal anak menyerap
nilai dan norma. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang
amat berarti (significant other).
4.3. Tahap siap bertindak (game
stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulah
berkurang dan digantikan oleh peran secara langsung dimainkan sendiri dengan
penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain juga
meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama.
Anak mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerjasama
dengan teman-temannya. Pada tahap ini, lawan berinteraksi makin banyak dan
mulai berhubungan dengan taman-temannya yang sebaya di luar rumah. Bersama
dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar
keluarganya.
4.4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized
stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap
dewasa. Anak sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara
luas. Dengan kata lain, anak dapat bertenggang rasa tidak hanya dengna
orang-orang yang berinteraksi dengannya tetapi juga dengan masyarakat secara
luas. Manusia secara dewasa menyadari peraturan, kemampuan, bekerjasama bahkan
dengan orang lain yang tidak dikenalnya menjadi mantap. Manusia dengan
perkembandan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti
sepenuhnya.
5. Media Sosialisasi dalam Pembentukan
Kepribadian
5.1. Media sosialisasi keluarga
Dalam keadaan normal, lingkungan
pertama yang berhubungan dengan anak adalah orangtua, saudara-saudara, serta
mungkin kerabat dekat yang tinggal serumah. Melalui lingkungan, anak mengenal
dunia sekitarnya, dan pola pergaulan sehari-hari.
Kebijakan orangtua yang menunjang
proses sosialisasi anak-anaknya antara lain:
1. Mengusahakan agar anak-anaknya selalu
berdekatan dengan orangtuanya.
2. Memberikan pengawasan dan pengendalian
yang wajar, sehingga jiwa anak tidak merasa tertekan.
3. Mendorong anak agar dapat membedakan
yang benar dan yang salah, yang baik dan buruk, yang pantas dan tidak pantas.
4. Memperlakukan anak dengan baik. Untuk
itu, orangtua harus dapat berperan dengan baik.
5. Menasehati anak-anak jika melakukan
kesalah atau kekeliruan.
Dalam lingkungan keluarga dikenal dua
macam pola sosialisasi, yaitu:
5.1.1. Sosialisasi represif
Ciri-ciri sosialisasi represif antara
lain:
·
Menghukum
perilaku yang keliru
·
Hukuman
dan imbalan materil
·
Kepatuhan
anak kepada orangtua
·
Komunikasi
sebagai perintah
·
Komunikasi
non verbal
5.1.2. Sosialisasi partisipasif
Ciri-ciri sosialisasi partisipasif
antara lain:
·
Pemberian
imbalan dan sanksi
·
Hukuman
dan imbalan simbolis
·
Otonomi
anak
·
Komunikasi
sebagai interaksi
·
Komunikasi
verbal
5.2. Media sosialisasi teman
sepermainan
Peranan positif dari kelompok
persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu:
1. Remaja merasa aman dan dianggap penting
dalam kelompok persahabatan.
2. Remaja dapat tumbuh dengan baik dalam
kelompok persahabatan.
3. Remaja mendapat tempat yang baik bagi
penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, tertekan, gembira yang mungkin tidak
di dapatkan di rumah.
5.3. Media sosialisasi sekolah
Fungsi sekolah dalam proses sosialisasi
adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan siswa serta
membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
ada dalam masyarakat.
5.4. Media sosialisasi lingkungan kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai
pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di lingkungan
kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, pimpinan dan relasi
bisnis. Dalam proses interaksi akan terjadi proses saling mempengaruhi.
Pengaruh-pengaruh itu akan menjadi bagian dari dirinya.
5.5. Media massa sebagai media
sosialisasi
Media massa merupakan alat sosialisasi
yang penting karena dapat membantu memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat,
6. Jenis-Jenis Sosialisasi
6.1. Sosialisasi primer
Pengertian sosialisasi primer menurut
Peter L Berger dan Luckmann adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu
semasa kecil dengan belajar menjadi anggota keluarga (masyarakat). Sosialisasi
primer berlangsung saat berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke
sekolah.
6.2. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah proses
sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke
dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.proses dsosialisasi, yaitu proses
pencabutan identitas diri yang lama dan dilanjutkan dengan resosialisasi, yaitu
pemberian identitas baru yang didapat melalui institusi sosial.
7. Sosialisasi Sebagai Pembentuk
Kepribadian
Kepribadian seseorang diperoleh karena
adanya proses sosialisasi ketika individu belajar dari lingkungan sosial
sedikit demi sedikit.
7.1. Pengertian kepribadian
Menurut beberapa ahli :
a. Theodore
M. Newcomb seorang sosiolog berkebangsaan Amerika (dalam soisologi suatu
pengantar, soerjono soekanto, 1990) menyatakan bahwa kepribadian merupakan
organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari
perlakunya.
b. Roucek
dan warren dalam buku mereka yang berjudul “sociology and introduction”
mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi factor-faktor biologis,
psikologi, dan sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.
c. Koentjaraningrat,
seorang ahli antropologi Indonesia (dalam bukunya pengantar antropologi I,
1996) menyatakan kepribadian sebagai susunan dari unsure-unsur akal dan jiwa
yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa:
a. Kepribadian
merupakan abstraksi dari pola perilaku ,
b. Kepribadian
merupakan cirri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang
individu, dan
c. Kepribadian
mencakup kebiasaan-kebiasaan, skiap dan berbagai sifat yang khas apabila
seseorang berhubungan dengan orang lain
7.2. Faktor pembentuk kepribadian
Perbedaan kepribadian terjadi karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Warisan biologis, biasanya berupa
bawaan ayah, ibu, nenek, dan kakek. Pengaruh ini tampak pada intelegensi dan
kematangan fisik.
2. Lingkungan alam, perbedaan iklim,
topografi, dan SDA menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam.
3. Lingkungan sosial, kelompok tempat
bergabung seperti lingkungan keluarga, sekolah, kerja, dan masyarakat luas,
juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
4. Lingkungan budaya, perbedaan kebudayaan
dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
5. Pengalaman yang unik, kepribadian
seseorang akan dipengaruhi oleh sejumlah pengalaman yang dilalui dalam hidupnya
7.3. Tahapan perkembangan kepribadian
sebagai hasil sosialisasi
a. Tahap
pertama
Merupakan
proses perkembangan kepribadian seseorang dimulai ketika anak berusia
1-2 tahun.
b. Tahap
kedua
Merupakan
tahap dimana rasa ego yang sudah dimiliki oleh seorang anak mulai berkembang
karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada dilingkungan sekitar anak
tersebut, termasuk pula struktur tata nilai dan budayanya.
c. Tahap
ketiga
Merupakan
tahap kedewasaan yang berlangsung ketika seseorang berusia antara 25-28
tahun.
7.4. Sosialisasi nilai dan norma dalam
pembentukan kepribadian
Sosialisasi berperan dalam membentuk
kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh nilai dan norma
sosial kebudayaan yang berlaku di lingkungan sekitar. Nilai dan norma sosial
yang berlaku dalam masyarakat diperkenalkan kepada generasi selanjutnya melalui
proses sosialisasi. Melalui proses sosialisasi ini, masyarakat dapat mewariskan
nilai dan norma sosial budaya pada generasi selanjutnya.
7.5. Tipe-tipe Kebudayaan khusus
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar
:
· factor
kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara
individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena
masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan
kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat-istiadat melamar
mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar mempelai di
Lampung.
· Cara
hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural
ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan
seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk
menonjolkan diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan
seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri
dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value).
· Kebudayaan
khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial
karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
· Kebudayaan
khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk
kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu
agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan
umatnya.
· Kebudayaan
berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada
kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan
kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara-cara mereka bergau
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sosialisasi adalah proses belajar
individu atau seseorang untuk mengenal kebudayaan masyarakat dilingkungannya.
Melalui media keluarga, kelompok bermain, lingkungan sekolah, lingkungan kerja,
dan media massa. Jenis sosialisasi ada dua yaitu, sosialisasi primer dan
sekunder. Memalui tahap sosialisasi masa anak-anak. Masa remaja, dan masa
dewasa.
Kepribadian
adalah cirri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang
individu. Factor pembentuk kepribadian ada 4, yaitu warisan biologis, Lingkungan
alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya.
Saran
Pentingnya pengetahuan tentang
sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang sekarang harus diterima oleh
siswa-siwi sekolah menengah atas, agar kelak mereka tidak melakukan kesalahan
terhadap anak serta mereka dapat berperan penting dilingkungan masyarakat
dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Daftar Pustaka
v Internet
v Buku sosiologi 1 penerbit
yudhistira
Komentar
Posting Komentar