TUGAS SPESIALITE OBAT DAN ALKES MAKALAH ANTI BIOTIK (SULFONAMIDA) versi ABDUL GOFUR
TUGAS SPESIALITE OBAT DAN ALKES
MAKALAH ANTI BIOTIK
(SULFONAMIDA)
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Analisa Senyawa Farmasi
Golongan Sulfonamida.
Makalah
ini dibuat guna memenuhi tugas KIMIA FARMASI Program Studi Analis Kesehatan Politeknik
Harapan Bersama Tegal.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan,untuk
itu kritik dan saran sangat diharapkan guna perbaikan makalah ini selanjutnya.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya baik itu
dimasa sekarang maupun dimasa akan datang.
Daftar
Isi
Kata pengantar.............................................................................................
ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang....................................................................................... 1
B.
Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sulfonamida......................................................................... 2
B.
Rumus umum Sulfonamida.................................................................... 3
C.
Reaksi Sulfonamida............................................................................... 4
D.
Analisa kuantitatif Sulfonamida............................................................ 6
E.
Faktor yang dipertimbangkan dalam penggunaan antibiotik................. 8
BAB III: PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................ 10
B.
Saran...................................................................................................... 10
Daftar Pustaka............................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sulfonamida
berupa kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam
natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah sulfanilamide. Berbagai variasi
radikal R pada gugus amida (-SO2NHR) dan substitusi gugus amino (NH2)
menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya antibaktreri
sulfonamida. Dalam kimia, gugus fungsi sulfonamida dituliskan -S(=O)2-NH2,
sebuah gugu sulfonat yang berikatan dengan amina. Senyawa sulfonamida adalah
senyawa yang mengandung gugus tersebut.Beberapa sulfonamida dimungkinkan diturunkan
dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina.
Dalam kedokteran, istilah “sulfonamida” kadang-kadang dijadikan sinonim untuk obat sulfa, yang merupakan turunan sulfanilamida.
Dalam kedokteran, istilah “sulfonamida” kadang-kadang dijadikan sinonim untuk obat sulfa, yang merupakan turunan sulfanilamida.
B.Tujuan
Setelah membaca makalah ini mahasiswa
diharapkan dapat:
1.
Memahami pengertian dari senyawa sulfonamida
2. Memahami rumus umum sulfonamida
3.
Mengetahui senyawa yang terdapat pada sulfonamida
4. Mengetahui reaksi reaksi pada
sulfonamida
5. Mengetahui factor untuk
dipertimbangkan dalam penggunaan Antibiotik
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sulfonamida
Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang
pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi
pada manusia
Sulfonamida merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih (ISK). Demi pengertian yang baik, pertama – tama akan dibicarakan sepintas lalu beberapa aspek dari aspek dari ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) hampir selalu diakibatkan oleh bakteri aerob dari flora usus.
Sulfonamida merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih (ISK). Demi pengertian yang baik, pertama – tama akan dibicarakan sepintas lalu beberapa aspek dari aspek dari ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) hampir selalu diakibatkan oleh bakteri aerob dari flora usus.
Penyebab infeksi bagian bawah atau
cystitis ( radang kandung) adalah pertama kuman gram negative. Pada umumnya,
seseorang dianggap menderita ISK bila terdapat lebih dari 100.000 kuman dalam 1
ml urin.
Antara usia lebih kurang 15 dan 60 tahun jauh lebih banyak wanita daripada pria menderita ISK bagian bawah, dengan perbandingan Ca dua kali sekitar pubertas dan lebih dari 10 kali pada usia60 tahun . hal ini dapat dijelaskan bahwa fakta bahwa sumber infeksi kebanyakan adalah flora usus. Pada wanita, uretranya hanya pendek (2 -3 cm), sehingga kamdung kemih mudah dicapai oleh kuman – kuman dari dubur melalui perineum, khususnya pada basil – basil Escherichia coli, pada pria disamping uretranya lebih panjang (15-18 cm), cairan prostatnya juga memiliki sifat – sifat bakterisid sehingga menjadi pelindung terhadap infeksi oleh kuman – kuman patogen. Sebagai kemoterapuetikum dalam resep, biasanya sulfa dikombinasikan dengan natrium bikarbonat atau natrium sitras untuk mendapatkan suasana alkalis, karena jika tidak dalam suasana alkalis maka sulfa – sulfa akan menghablur dalam saluran air kecing, hal ini akan menimbulkan iritasi yang cukup mengerikan . Tapi tidak semua sulfa dikombinasikan dengan natrium bikarbonat atau natrium sitrat. Misalnya Trisulfa dan Elkosin. Hal ini karena pH-nya sudah alkalis, maka kristal urea dapat dihindari
Sulfonamida berupa kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah sulfanilamida.
Antara usia lebih kurang 15 dan 60 tahun jauh lebih banyak wanita daripada pria menderita ISK bagian bawah, dengan perbandingan Ca dua kali sekitar pubertas dan lebih dari 10 kali pada usia60 tahun . hal ini dapat dijelaskan bahwa fakta bahwa sumber infeksi kebanyakan adalah flora usus. Pada wanita, uretranya hanya pendek (2 -3 cm), sehingga kamdung kemih mudah dicapai oleh kuman – kuman dari dubur melalui perineum, khususnya pada basil – basil Escherichia coli, pada pria disamping uretranya lebih panjang (15-18 cm), cairan prostatnya juga memiliki sifat – sifat bakterisid sehingga menjadi pelindung terhadap infeksi oleh kuman – kuman patogen. Sebagai kemoterapuetikum dalam resep, biasanya sulfa dikombinasikan dengan natrium bikarbonat atau natrium sitras untuk mendapatkan suasana alkalis, karena jika tidak dalam suasana alkalis maka sulfa – sulfa akan menghablur dalam saluran air kecing, hal ini akan menimbulkan iritasi yang cukup mengerikan . Tapi tidak semua sulfa dikombinasikan dengan natrium bikarbonat atau natrium sitrat. Misalnya Trisulfa dan Elkosin. Hal ini karena pH-nya sudah alkalis, maka kristal urea dapat dihindari
Sulfonamida berupa kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah sulfanilamida.
Rumus Struktur C6H8N2O2S
Berbagai variasi radikal R pada
gugus amida (-SO2NHR) dan substitusi gugs amino (NH2) menyebabkan perubahan
sifat fisik, kimia dan daya antibaktreri sulfonamida. Adapun rumus umum
Sulfonamida yaitu :
2. Rumus umum Sulfonamida
Pemakaian
1. Kemoterapeutikum
: Sulfadiazin, Sulfathiazol
2. Antidiabetikum
: Nadisa, Restinon, dll
3. Desinfektan
saluran air kencing : Thidiour
4. Diuretikum
: Diamox
5. Sulfa-sulfa
dengan gugusan aromatik sekunder sukar larut dalam HCl, misalnya septazin,
soluseptazin, sulfasuksidin larut dalam HCl, akan tetapi larut dalam NaOH
6. Sulfa
dengan gugusan –SO2NHR akan terhidrolisis bila dimasak dengan asam
kuat HCl atau HNO3
Sifat-Sifat
Bersifat amfoter, karena itu sukar dipindahkan
dengan cara pengocokan yang digunakan dalam analisa organik.
Kelarutan
1. Umumnya
tidak larut dalam air, tapi adakalanya akan larut dalam air anas. Elkosin
biasanya larut dalam air panas dan dingin.
2. Tidak
larut dalam eter, kloroform, petroleum eter,
3. Larut
baik dalam aseton, kecuali Sulfasuksidin, Ftalazol dan Elkosin.
4. Sulfa-sulfa
yang mempunyai gugus amin aromatik tidak bebas akan mudah larut dalam HCl
encer. Irgamid dan Irgafen tidak larut dalam HCl encer.
5. Sulfa-sulfa
dengan gugusan aromatik sekunder sukar larut dalam HCl, misalnya septazin,
soluseptazin, sulfasuksidin larut dalam HCl, akan tetapi larut dalam NaOH.
6. Sulfa
dengan gugusan –SO2NHR akan terhidrolisis bila dimasak dengan asam
kuat HCl atau HNO3.
1. A.
Kelarutan dan Reaksi Umum Sulfonamida
Cara Kelarutan
1. Larut
dalam air
a. Garam-garam natriumnya
b. Sulfasetamid
c. Sulfonamida = larut sebagian air
2. Diasamkan
dengan asam cuka 3 %
a. Larut
Sulfanilamid, sulfasetamid,
soluseptazin.
b. Tidak larut
Sulfadiazin, sulfamorazin,
sulfametazin, sulfatiazol, sulfapyridin, irgafen, irgamid.
3.Larut dalam alkohol 96%
Sulfasetamid, Irgamid, Igafen,
Sulfathiazol Na.
4.Tidak larut dalam alkohol 96 %
Sulfadiazin Na, Sulfamerazin Na, Sulfametazin
Na, Sulfapyridin Na, dan Sulfathiazol Na.
5.Larut dalam asam cuka 7%
Sulfanalamid, Sulfasetamid,
Soluseptazin.
6.Tidak larut dalam air; larut dalam
air panas
Sulfanalamid, sulfasetamid, marfenil.
7.Larut dalam NaOH 10% dan HCl 1%
Sulfaciazin, sulfamerazin, elkosin,
sulfa piridin, sulfamezatin.
8.Tidak larut dalam NaOH 10 %
Irgafen, Septazin, Radilon,
Sulfaguanidin.
9.Tidak larut dalam HCl 1%
Irgafen, Radilon, Sulfaguanidin.
3.Reaksi Umum Sulfonamida
1.Reaksi korek api
Zat ditambahkan HCl encer, kemudian ke
dalamnya dicelupkan batang korek api,
timbul warna jingga
intensif-kuning jingga.
2. Reaksi diazo
Zat (±10mg) dalam 2 tetes HCl 2 A lalu
ditambah dengan 1 ml air. Pada larutan ini ditambahkan 2 tetes diazo B (larutan
0,9% NaNO2) dan teteskan larutan 0.1 g β-naftol dalam 2 ml NaOH
terbentuk warna jingga lalu merah darah.
3. Reaksi erlich (ρ-DAB HCl)
Sedikit zat padat pada pelat tetes lalu
ditambahkan 1-2 tetes pereaksi DAB HCl terbentuk warna kuning-jingga.
B. Reaksi spesifik Sulfadiazin
1. Reaksi vanillin
Di atas kaca objek 1 tetes H2SO4 p
ditambahkan beberapa serbuk vanillin, setelah dicampur ditambah dengan zat,
dipanaskan di atas nyala api kecil, warna dilihat di atas dasar putih.
sulfadiazin tidak akan memberikan reaksi dengan vanillin.
2. Reaksi dengan CUSO4
Zat dalam tabung reaksi ditambahkan 2
ml air, dipanaskan sampai mendidih lalu ditambah NaOH 2 tetes. Setelah dingin
ditambah larutan CuSO4 1 tetes kemudian teteskan HCl encer
sampai reaksi netrasl atau asam lemah dan jika positif sulfadiazine membentuk
warna ungu.
3. Reasi indofenol
Sebanyak 50-100 mg zat dilarutkan dalam
2 ml air, dipanaskan sampai mendidih lalu ditambah 2 tetes NaOH dan 2 ml
larutan NaOCl atau kaporit kemudian ditambahkan 1 tetes fenol. Dan jika positif
mengandung sulfadiazin membentuk warna merah tua.
4. Reaksi Roux
Zat diletakkan di atas plat tetes
kemudian ditambahkan 1 tetes pereaksi Roux, aduk dengan batang pengaduk. Dan
jika positif mengandung
Sulfadiazin membentuk warna ungu -
hijau biru.
5. Reaksi denagn KBrO3
Di atas plat tetes, lebih kurang 10 mg
zat ditambahkan 1 ml H2SO4encer kemudian ditambah 1 tetes pereaksi
KBrO3 jenuh. Dan jika positif mengandung sulfadiazine membentuk
warna kuning jingga - coklat merah.
6. Reaksi Kristal dengan aseton
Serbuk sampel ditetesi aseton di atas
objek gelas akan membentuk Kristal yang bentuknya berbeda-beda.
7. Reaksi Parri
Serbuk sulfadiazin dilarutkan dalam
alkohol, ditetesi pereaksi Parri dan ammonia akan membentuk warna ungu untuk
sulfadiazin.
8. Analisa kualitatif dengan TLC
Alat dan bahan :
Sampel murni senyawa obat, plat silica
gel F254 ukuran 20 X 20 yang telah dicuci denag air dan diaktivasi pada suhu
110°C selama 1 jam, garam-garam logam, pelarut dan pereaksi lainnya denagn
grade analisis.
standar ;
10 mg senyawa murni dilarutkan dalam 1
ml pelarut (10% larutan ammonia pekat dalam aseton)
Sistem pelarut
Campuran etil asetat (90 ml), methanol
(10 ml), digunakan untuk menjenuhkan chamber kromatografi (21 cm X 21 cm X 10
cm) dan untuk mengelusi plat. pelarut ini dibuat segar untuk tiap kali
penggunaan.
Pereaksi :Berikut adalah pereaksi yang dibuat
segar untuk digunakan (I) larutan jenuh kupri asetat dalam methanol, (II)
larutan jenuh cupri asetat dalam aseton, (III) larutan cupri sulfat 5 % dalam
air, (IV) larutan kobalt nitrat 2% dalam air, (V) larutan serium sulfat 2%
dalam air dengan 5 ml asam sulfat pekat, dan (IV) larutan nikel klorida 2%
dalam air.
Metode :
1 µL contoh sulfadiazin ditotolkan pada
plat TLC dan dikeringkan, kemudian dielusi dengan fase gerak. Penampakan dengan
pereaksi larutan cupri sulfat dalam air jika plat disemprot dengan larutan NaOH
0,1N dan dikeringkan setelah diberi perlakuan dengan pereaksi.
4. ANALISA KUANTITATIF SULFONAMIDA
1. Metode Diazotasi
Diazotasi
adalah reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit yang berasal dari
natrium nitrit dalam suasana asam untuk membentuk garam diazonium. Metode ini
hampir digunakan terhadap sulfadiazin dan senyawa lain yang mempunyai gugus
amin aromatis primer bebas atau yang pada hidrolisis atau reduksi mampu
menghasilkan amin aromatis primer bebas atau yang pada hidrolisis atau reduksi
mampu menghasilkan amin aromatis primer.
Prosedur kerja :
Untuk analisa kuantitatif, sampel
dilarutkan dalam asam mineral berlebih kemudian dititrasi dengan larutan baku
natrium nitrit. Titik akhir titrasi dapat ditunjukkan dengan :
- indikator dalam, terdiri dari
campuran 5 tetes larutan tropeolin 00 0,1% dalam air dan 3 tetes larutan
metilen biru 0,1% dalam air
- indikator luar yaitu pasta
kanji-iodida
Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
NaNO2 + HCl HNO2 +
NaCl
R NH2 + HNO2 R
N⁺ Ξ
N Cl ⁻ + 2H2O
2. Metode Titrasi Bebas Air (TBA)
Metode
titrasi bebas air digunakan pada sulfadiazin berdasarkan pada sifat asam dari
gugus - SO2 - NH - sehingga dapat dititrasi sebagai basa.
Pelarut yang dapat digunakan adalah alcohol, aseton, dimetil formamida dan
butyl amin sedangkan sebagai titran digunakan larutan basa dalam air atau
larutan Na metoksida. Prosedur kerja lebih kurang 250 mg contoh sulfadiazin
yang ditimbang seksama dilarutkan dalam aseton netral, tambahkan 10 tetes
campuran (0,025 bagian biru timol dan 0,075) bagian merah fenol yang dilarutkan
dalam 50 bagian alkohol dan 50 bagian air). Titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai
terjadi perubahan warna menjadi biru.
3. Metode Bromometri
Metode
bromometri dapat digunakan untuk penetapan kadar sulfadiazin dimana brom akan
mensubstitusi sulfadiazine pada inti benzen. reaksi umum yang terjadi adalah
sebagai berikut :
BrH2N SO2 NH R +
2Br2 H2N SO2 NH R
* Titrasi langsung
Ditimbang seksama 250 mg sulfadiazin,
dilarutkan dalam HCl 3% lalu tambahkan 5 g kalium bromide dan asam klorida
pakat. Setelah itu dititrasi dengan larutan baku kalium bromat 0,1 N
menggunakan indikator metal merah. Titik akhir titrasi ditandai dengan
hilangnya warna merah.
* Titrasi tidak langsung
Ditimbang seksama 250 mg sulfadiazin,
dilarutkan dalam HCl 3% lalu tambahkan 5 g kalium bromide dan asam klorida
pekat. Setelah itu ditambahkan 50 ml larutan baku kalium bromat 0.1 N hingga
timbul warna kuning. Tambahkan segera 1 g kalium iodide lalu dititrasi dengan
larutan baku natrium tiosulfat 0,1 N dengan indikator kanji.
3.Metode Argentometri
Titrasi argentometri adalah fitrasi
dengan menggunakan perak nitrat,
sebagai titran dimana akan terbentuk garam
perak yang sukar larut.
Sulfadiazin membentuk garam perak yang
tidak larut dalam suasana basa.
Prosedur kerja :
Ditimbang seksama 250 mg sulfadiazin,
dilarutkan dalam sedikit natrium hidroksida 0,1 N (sampai warna biru lemah
dengan indikator timoftalein) dan encerkan dengan 50 ml air. Hilangkan warna
biru tersebut dengan beberapa tetes asam sulfat 0,1 N. tambahkan 25 ml larutan
perak nitrat baku 0,1 N. Setelah didiamkan di tempat gelap, endapan disaring.
Asamkan filtrate dengan asam nitrat dan kelebihan perak nitrat dititrasi dengan
larutan baku ammonium tiosianat 0,1 N dengan indikator besi (III) ammonium
sulfat.
4.Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penggunaan Antibiotika
Harus mempertimbangkan faktor-faktor :
a. Gambaran klinis adanya infeksi yang diderita
b. Faktor
sensitivitas bakteri terhadap antibiotik
c. Fungsi ginjal dan hati pasien
d. Biaya pengobatan
Antibiotika Kombinasi diberikan apabila pasien :
a.Pengobatan infeksi campuran
b. Pengobatan pada
infeksi berat yang belum jelas penyebabnya
c.Efek sinergis
d. Memperlambat
resistensi
Efek samping
Walaupun jarang terjadi, efek
sampingnya dapat berupa rasa terbakar, gatal dan erupsi kulit. Adapun gangguan
lainnya yaitu nausea, gangguan lambung, menurunkan nafsu makan dan menimbulkan
rasa pusing.
Penggunaan
Sulfadiazin digunakan untuk membunuh
mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi dengan jalan menghentikan proses
produksi asam folat pada sel mikroorganisme. Akan tetapi pada umumnya digunakan
untuk penyakit infeksi pada saluran urin.
Sulfadiazin merupakan ligan yang sering
digunakan untuk obat antibakteri. Sulfadiazin merupakan turunan dari sulfonamid
yang penggunaannya secara luas untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Gram-positif dan Gram-negatif tertentu, beberapa jamur.
.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang
pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit
infeksi pada manusia
Sulfonamida merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih (ISK). Demi pengertian yang baik, pertama – tama akan dibicarakan sepintas lalu beberapa aspek dari aspek dari ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) hampir selalu diakibatkan oleh bakteri aerob dari flora usus. Adapun reaksi sulfonamide meliputi :
Sulfonamida merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih (ISK). Demi pengertian yang baik, pertama – tama akan dibicarakan sepintas lalu beberapa aspek dari aspek dari ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) hampir selalu diakibatkan oleh bakteri aerob dari flora usus. Adapun reaksi sulfonamide meliputi :
a.Reaksi korek api
b.Reaksi diazo
c.Reaksi erlich (ρ-DAB HCl)
2. Saran
Dengan adanya makalah sederhana
ini,saya mengharapkan agar para pembaca dapat memahami materi Kimia Farmasi
yang berhubungan dengan materi analisis kualitatif senyawa obat
farmasi tentang analisa senyawa farmasi golongan Sulfonamida. Saran dari saya
agar para pembaca dapat menguasai materi ini dengan baik,dan juga dapat
mengetahui beberapa senyawa farmasi lainya yang ada di ilmu farmasi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://clvia.maydhi.blogspot.com/
http://lidivalutfiana.wordpress.com
http://trisnanurapriyani.blogspot.com/2014/10/30/analisa-farmasi-senyawa-sulfonamida.html
http://trisnanurapriyani.blogspot.com/2014/10/30/analisa-farmasi-senyawa-sulfonamida.html
Komentar
Posting Komentar